Satu Dekade Menulis di Blog

 

Sumber gambar: vistapointe.net

Ketika umur saya masih belasan tahun, saya mencari sarana untuk menuangkan isi hati dan pikiran. Sebenarnya saat itu sudah ada media sosial seperti Facebook dan Twitter yang biasanya menjadi tempat curhat, tapi saya merasa kurang nyaman karena curhatan saya akan langsung dilihat oleh orang-orang yang mengikuti atau yang berteman dengan saya. Lalu, saya mencari media yang sebenarnya masih tetap bisa dibaca secara umum, tapi yang membacanya tidak "terpaksa" karena tiba-tiba muncul di beranda mereka. Lantas, saya mulai mengenal blog dari seorang teman dan memutuskan untuk menulis di sana. Sebab, saya merasa blog memiliki alamat web-nya sendiri sehingga saya tak perlu khawatir dilihat banyak orang, kecuali memang orang tersebut yang memutuskan untuk membacanya. Tak terasa, ternyata sudah satu dekade blog ini ada.

Jadi, kali ini saya ingin kilas balik tentang hal apa saja yang sudah saya tulis di blog ini berdasarkan tahun ketika kisah tersebut diceritakan. Melihat tulisan lama memang membuat saya bernostalgia. Saya bersyukur beberapa pengalaman berkesan saya ceritakan di sini, sehingga saya bisa membacanya sambil mengingat kejadian tersebut. Oke, langsung saja ya!


2011

Ketika itu saya masih SMA dan sering menulis kejadian yang saya alami di blog. Kebanyakan kisah yang saya tuangkan, jika saya pikirkan saat ini, adalah hal konyol dan absurd. Meskipun demikian, saya menyukainya. Salah satu kejadian yang saya maksud adalah ketika saya datang terlambat ke sekolah. Tak disangka, saya harus melewati kebun milik warga supaya bisa masuk ke kelas secara diam-diam karena gerbang sudah ditutup. Kisah tersebut saya ceritakan di sini.

Ilustrasi pelajar SMA yang diambil dari cuplikan film Dilan 1990.
Sumber gambar: boombastis.com

Dalam hal asmara, di tahun ini, ternyata saya kurang beruntung. Setelah saya putus nyambung dengan (mantan) pacar saya, saya mulai mendekati perempuan yang masih satu kelas dengannya. Hal yang tak terduga terjadi, si perempuan yang saya maksud ternyata disukai juga oleh lelaki lain yang masih satu angkatan dengan saya di SMA, kemudian muncullah cerita ini.

Pengalaman yang lain adalah ketika ada pelajaran renang dari sekolah, ternyata saya tak sadar kalau mobil sewaan—yang mengangkut saya dan teman-teman ke kolam renang—sudah jalan. Saya bisa mengetahuinya setelah selesai renang, mobil tersebut sudah tidak ada di parkiran. Saya pun panik karena di daerah tersebut tidak ada angkot untuk membawa saya pulang. Lebih lengkap, saya menceritakannya di sini.

Tambahan pula, setelah saya kelas tiga SMA, di sekolah saya mengadakan study tour ke Yogyakarta pada akhir Desember 2011. Setelah berjam-jam dalam perjalanan, kami pun sampai di hotel dan mulai menata barang bawaan. Tanpa saya duga, kami mengalami sedikit kejadian mistis di sana. Cerita tersebut saya tulis di sini.


2012

Ini adalah tahun ketika saya sudah lulus menjadi siswa SMA, kemudian memasuki semester pertama perkuliahan. Ada banyak pengalaman yang saya rasakan di tahun ini, khususnya ketika menjadi mahasiswa baru dan anak kos. Bisa dikatakan, saya harus beradaptasi dengan masa transisi, yaitu dari anak rumahan menjadi anak yang harus hidup mandiri karena jauh dari orang tua; dan mencari teman baru karena tak ada teman SMA yang memilih fakultas yang sama dengan saya di kampus.

Ilustrasi penampilan mahasiswa.
Sumber gambar: istockphoto.com

Dimulai pada Mei 2012, saya bersama salah satu teman melakukan survei terhadap kampus yang ingin saya tuju, yaitu UIN Jakarta. Saat itu, saya sudah tidak ada kegiatan di sekolah dan hanya menunggu hasil ujian nasional. Perjalanan menuju UIN Jakarta adalah hal baru bagi saya karena berada di luar daerah (tepatnya di Ciputat, Tangerang Selatan) dan harus menaikki kereta—kendaraan umum yang sangat jarang saya gunakan saat itu. Kisah tersebut saya ceritakan di sini.

Alhamdulillah, setelah menjalani ujian mandiri dan menunggu hasilnya, saya ternyata diterima di UIN Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sastra Inggris. Tentu saja, sebelum resmi menjadi mahasiswa, ada OSPEK yang wajib diikuti. Saat itu saya masih pergi-pulang, sehingga selama empat hari menjalani kegiatan tersebut, saya harus berangkat menaikki kereta sekitar pukul 05.15 dan pulang dari kampus sekitar 19.30. Ditambah, pada 2012, KRL belum tersedia di stasiun dekat rumah saya. Saya pun harus rela berdesakan dengan para pedagang dan penumpang lain menaikki kereta yang atapnya masih sering diduduki oleh orang-orang yang nekat. Pengalaman tersebut saya ceritakan di sini.

Setelah OSPEK selesai, saya memasuki dunia baru bernama "mahasiswa" dan hidup mandiri sebagai anak kos. Secara perlahan, saya mulai berkenalan dan mencari teman baru di kelas. Awalnya memang sulit, saya masih merindukan suasana SMA, tapi hidup harus terus berjalan, sehingga akhirnya saya bisa beradaptasi dengan lingkungan baru di sana. Namun, di sisi lain, teman-teman di kelas saya memiliki sifat dan karakternya masing-masing, sehingga saya pun mengalami kejadian unik yang pernah saya ceritakan ini.

Untuk masalah asmara, di tahun ini cukup menyedihkan. Saya harus menjalani LDR dengan (mantan) pacar saya yang saat itu masih berstatus pelajar di SMA saya dulu. Karena faktor jarak dan komunikasi yang kurang lancar, akhirnya kami pun berpisah. Kisah tersebut saya tulis di sini.


2013

Setelah menjadi mahasiswa selama satu semester, saya bersyukur sudah menemukan beberapa teman dekat. Saat itu, kamar kos saya menjadi tempat berkumpul bagi kami untuk main PES 2013, mengobrol, atau bercanda melepas penat setelah belajar di kampus. Hubungan saya dengan teman-teman lain di kelas pun sudah mulai terjalin dengan baik. Dari kekompakan yang sudah kami rasakan tersebut, salah satu teman saya merencanakan jalan-jalan ke Dufan. Karena saya sudah lama tidak ke sana, saya pun langsung menyetujui rencana tersebut; beberapa teman di kelas pun juga sama. Jadi, pada akhir Februari, kami pun merealisasikannya seperti yang saya ceritakan di sini.

Selain itu, ada beberapa pengalaman lain seperti ikut parade di Bundaran HI, merayakan ulang tahun jurusan di kampus, pergi ke Kebun Binatang Ragunan, dan kisah asmara saya kepada teman sekelas. Kisah tersebut saya tulis panjang lebar di sini.


2014

Sebelum libur panjang semester tiga dimulai, saya dan beberapa teman dekat di kampus berencana untuk jalan-jalan lagi. Saat itu, kami masih bingung memutuskan destinasinya. Namun, setelah didiskusikan, kami setuju bahwa Jungle Land menjadi tempat tujuan selanjutnya. Pada hari keberangkatan, kami berkumpul di halte depan kampus dan menunggu mobil sewaan. Sebab, jika menaikki kendaraan umum, pasti sangat lama dan harus naik-turun. Kisah tersebut saya ceritakan di sini.

Di samping kisah bahagia, terdapat juga kisah menyedihkan yang saya alami. Ya, pada awal Februari di tahun ini, tiba-tiba saya merasakan sakit yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Dan, benar saja, setelah dibawa ke rumah sakit, saya didiagnosis mengalami penyakit yang cukup parah dan harus dirawat selama tiga hari. Kejadian itu saya tulis di sini.

Kembali ke pengalaman masa kuliah, saya dengan empat teman lain memutuskan untuk membentuk grup band pada awal Juni. Rencana tersebut sebenarnya sudah ada sejak kami bermain musik bersama setahun sebelumnya ketika mengisi acara di perayaan ulang tahun jurusan kuliah kami. Tak tahu mengapa, kami baru rutin bermain musik lagi pada bulan itu. Pengalaman bermusik saya secara personal dan bersama teman-teman dekat, saya kisahkan di sini.


2015

Pada tahun ini, tepatnya memasuki semester enam, saya berpisah dengan beberapa teman di kelas sebelumnya karena kami harus memilih kelas konsentrasi sesuai minat kami masing-masing. Ada tiga konsentrasi yang disediakan, yaitu Sastra, Linguistik, dan Translasi (Penerjemahan). Awalnya saya berencana memilih Linguistik, tapi setelah mengevaluasi kemampuan saya di semester sebelumnya, ternyata saya lebih cocok di Sastra. Dengan pilihan saya itu, saya pun mulai mengenal teori sastra lebih mendalam dan harus segera memilih jenis karya sastra yang akan dijadikan penelitian di skripsi. Pengalaman tersebut saya kisahkan di sini dan di sini.

Selain itu, kegiatan KKN sudah mulai berlangsung. Saya dan teman-teman satu kelompok hidup bersama dalam satu atap selama tiga puluh hari. Di sana, kami mulai menjalankan program kerja yang sudah kami susun pada rapat di bulan-bulan sebelumnya. Pengalaman tersebut sangat berkesan bagi saya, sehingga saya menuliskannya di sini.

Di sisi lain, karena saat itu saya sudah menjomlo selama tiga tahun dan sedang tidak mendekati seorang lawan jenis pun, jadi ketika ada perempuan yang tiba-tiba menyapa saya secara ramah, saya malah terbawa perasaan (baper). Saya bertemu dengannya di stasiun kereta ketika saya ingin pulang ke rumah pada akhir pekan. Mengingat kejadian itu yang saya tulis di sini, saya menjadi malu sendiri. Bersyukur, saya sekarang sudah memiliki pacar.


2016

Menyambut awal 2016, saya dan beberapa teman dekat di kampus merayakan acara tahun baru bersama. Kami membeli ayam serta sosis untuk dibakar dan makanan serta minuman lain untuk dikonsumsi langsung. Sebagai anak kos yang tinggal sendiri, saya merasa seru bisa menghabiskan waktu bersama mereka. Kisah tersebut saya tulis di sini.

Selain itu, ini adalah tahun ketika saya sudah tidak belajar lagi di kelas karena skripsi sudah mulai menanti untuk disusun. Namun, sebelum menuju fase itu, pada akhir semester tujuh, saya bersama teman sekelas di konsentrasi Sastra mendapatkan tugas UAS untuk membuat pementasan drama yang dilaksanakan pada pertengahan Januari. Pengalaman tersebut yang saya tulis di sini membuat saya jadi teringat masa sekolah ketika masih aktif mengikuti ekskul teater.

Selanjutnya, untuk masalah asmara, pada Februari di tahun ini, tiba-tiba saya jadi kangen kepada perempuan yang pernah dekat dengan saya dua tahun sebelumnya. Ia adalah adik kelas yang sudah saya suka sejak 2013 ketika saya pertama kali melihatnya di acara ELD Camp. Namun, kami baru bisa mengobrol berdua secara langsung pada awal Juni 2014 ketika saya menjadi panitia di ulang tahun jurusan, sedangkan ia menjadi pesertanya. Kisah tersebut menjadi inspirasi saya untuk menulis cerita fiksinya di sini.

Tiga bulan kemudian, ketika saya lebih banyak menghabiskan waktu di kamar kos untuk mengerjakan skripsi, tiba-tiba salah satu teman SMA memberi informasi di grup via LINE. Informasinya adalah ajakan untuk menonton festival teater yang diadakan di TIM (Taman Ismail Marzuki). Sebab, beberapa anggota ekskul teater dari SMA saya dulu ternyata ikut berpartisipasi. Tak ingin melewatkan kesempatan untuk bertemu teman-teman lama sekaligus bernostalgia, saya pun setuju untuk ikut. Pengalaman tersebut saya ceritakan di sini.

Sehari kemudian, saya bersama lima teman lain dari kelompok KKN jalan-jalan ke Garut. Perjalanan tersebut sebenarnya sudah direncanakan sebulan sebelumnya dan cukup banyak yang ingin ikut. Namun, pada hari keberangkatan, hanya kami berenam yang bisa merealisasikannya. Saya bersyukur bisa ikut ke sana. Sebab, itu adalah pertama kali saya pergi ke Garut dan merasakan hawa pedesaan yang sejuk serta bisa menenangkan pikiran. Lebih lengkap, saya menceritakannya di sini.

Berlanjut ke bulan Agustus. Jika sebelumnya saya dan beberapa teman KKN pergi ke Garut. Saat itu, kami memutuskan untuk silaturahmi ke desa di mana kami pernah mengabdi setahun yang lalu. Suasananya, tak disangka, sudah cukup banyak yang berubah; terutama rumah KKN kami yang setelah ditinggalkan jadi banyak debu dan sarang laba-laba. Kisah tersebut saya tulis di sini.

Dalam hal mengerjakan skripsi, ternyata beberapa teman saya sudah selesai dan akhirnya disidang. Mereka membuat saya jadi lebih termotivasi agar segera menyusul. Lantas, beberapa bulan kemudian, mereka pun diwisuda, sedangkan saya masih harus menyelesaikan syarat sidang skripsi. Saya menceritakannya di sini dan di sini.


2017

Karena di tahun sebelumnya saya sempat tertunda untuk menjalani sidang skripsi, maka baru di awal tahun ini saya bisa melakukannya. Saya bersyukur teman-teman terdekat saya bisa datang dan ikut merayakan ketika saya selesai menghadapi dosen penguji. Kisah tersebut saya ceritakan di sini. Lalu, sekitar empat bulan kemudian, saya pun diwisuda sekaligus itu menandakan bahwa saya telah selesai menjalani kehidupan perkuliahan yang ditempuh sekitar empat tahun delapan bulan. Perayaan wisuda tersebut saya ceritakan di sini.

Ilustrasi perayaan wisuda.
Sumber gambar: slate.com

Selain itu, di awal Juni, saya juga harus berpisah dengan kamar kos yang sudah menjadi tempat tinggal saya selama kuliah. Cukup berat rasanya meninggalkan tempat yang memiliki banyak kenangan di dalamnya. Saya menulis perpisahan saya di sini.

Di sisi lain, karena saya sudah memendam lama rasa suka kepada perempuan yang saya kenal sejak awal kuliah, saya pun memberanikan diri untuk mengungkapkannya. Yah, harapan sering tidak sesuai dengan kenyataan karena ia tidak merespons ungkapan tersebut yang kemudian saya kisahkan di sini.


2018

Masa jomlo saya selama lima tahun, akhirnya tuntas di awal tahun ini. Ya, saya akhirnya mendapatkan pacar kembali. Ia adalah Hessa Gita Afrilla yang membuat saya yakin bahwa saya jangan sampai melewatkan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan kepadanya. Cukuplah pengalaman di tahun sebelumnya—ketika saya secara tidak langsung ditolak oleh perempuan—menjadi pelajaran untuk saya agar menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menceritakan awal perkenalan dengan Hessa sampai ia menerima saya sebagai pacarnya di sini.

Ilustrasi sepasang kekasih.
Sumber gambar: sheroes.in

Yah, tak banyak pengalaman yang saya tulis di tahun ini karena saya mulai sibuk dengan pekerjaan yang saya jalani. Sebab, setelah lulus kuliah, saya cukup lama tidak menjalani aktivitas berarti selama sembilan bulan. Lantas, ketika pada pertengahan Maret 2018 saya mendapatkan pekerjaan, saya langsung mensyukurinya.


2019

Pada tahun ini, saya juga jarang menulis pengalaman di blog. Saya merasa telah menemukan seseorang yang bisa menjadi pendengar yang baik sehingga saya menjadi lebih suka menceritakan hal-hal yang saya alami kepada pacar saya. Meskipun begitu, ada dua pengalaman yang saya ceritakan di sini, yaitu ketika di Pulau Jawa dan Bali mengalami mati listrik secara bersamaan dan ungkapan saya dalam merenungi perjalanan hidup setelah lulus kuliah.

Selanjutnya, di akhir tahun, saya mulai memikirkan tentang nasib blog saya ini. Karena saya sudah jarang menceritakan pengalaman di blog, saya pun memutuskan untuk menceritakan buku yang sudah selesai saya baca. Ya, karena sejak menjadi mahasiswa jurusan Sastra Inggris, saya jadi sering membaca buku untuk membiasakan diri dalam mengikuti perkuliahan dan supaya menambah wawasan juga. Lantas, ketika itu, beberapa buku berkesan yang ingin saya ceritakan adalah Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer dan The Catcher in the Rye karya J.D. Salinger.


2020

Awal 2020 bisa dikatakan menjadi awal baru bagi umat manusia secara global dalam menjalani hidup. Ya, pada tahun tersebut sampai sekarang saya menulis artikel ini di tahun 2021, planet Bumi masih dilanda coronavirus. Akibat virus tersebut, kegiatan manusia menjadi terhambat dan mengubah drastis bagaimana manusia harus berinteraksi dengan sesamanya; dimulai dari harus memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun sampai menjaga jarak. Selain itu, pekerjaan yang saya lakukan di kantor jadi harus dilakukan di rumah (work from home).

Ilustrasi seseorang sedang membaca buku.
Sumber gambar: pbs.org

Kembali dalam pengalaman menulis di blog. Untuk tulisan saya di blog di tahun ini, saya memutuskan untuk menceritakan buku yang sudah saya selesaikan. Beberapa di antaranya adalah novel Spider-Man berjudul Forever Young dan Miles Morales serta buku lain berjudul Penghancuran Buku dari Masa ke Masa. Dengan menulis kembali hasil bacaan, saya jadi bisa melatih kembali kemampuan yang pernah saya lakukan ketika masa kuliah dan supaya bisa mengungkapkan pemahaman serta pendapat terhadap isi yang disajikan.

***

Itulah perjalanan saya dalam menulis blog dari 2011 sampai 2020. Jika saya melihatnya kembali, memang ada perubahan dalam isi yang ditulis sesuai dengan bertambahnya umur dan pemikiran yang saya miliki. Bisa dikatakan pada 2011 sampai 2017, kebanyakan tulisan saya di blog adalah tentang pengalaman yang saya rasakan dalam menjalani masa SMA dan kuliah, serta kisah asmara yang saya alami. Namun, sejak 2018 sampai 2020, tulisan saya lebih didominasi dari buku yang saya baca. Sebab, selain saya sudah membatasi tentang pengalaman yang harus saya tulis di blog, sekarang saya lebih suka menceritakannya kepada pacar.

Tak terasa blog ini sudah satu dekade. Dan saya berharap, saya akan terus menulis hal-hal yang ingin saya ceritakan di sini. Dari blog ini, saya juga jadi memahami bahwa dengan menulis pengalaman yang menyenangkan atau pun menyedihkan, ketika saya membacanya kembali, saya jadi bisa bernostalgia dan merenungi hal-hal di masa lalu. Dengan begitu, jika pengalaman tersebut tidak sesuai yang diharapkan, saya bisa mengevaluasinya supaya menjadi lebih baik.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.