Sosok-Sosok Diktator dalam Buku 'How to Be a Dictator: An Irreverent Guide'


Tertarik karena judul buku How to Be a Dictator: An Irreverent Guide di Amazon dan melihat ulasannya di Goodreads yang ternyata cukup baik, saya pun langsung membelinya. Buku satir karya Mikal Hem ini mengundang pembacanya untuk masuk ke dalam penggambaran kehidupan beberapa sosok diktator terkenal dalam sejarah. Melalui analisis yang dilakukannya, saya mendapatkan penjelasan baru dan mendalam tentang keeksentrikan serta gaya hidup mewah yang mendefinisikan para pemimpin otoriter ini. Dengan begitu, di ulasan kali ini saya akan menjelaskan secara singkat enam diktator terkenal (dari sekian banyak) yang dijelaskan di dalam buku, yang kehidupannya sangat bertolak belakang (mewah) dengan para rakyat yang mereka pimpin (miskin).

Saddam Hussein

Saddam Hussein sedang tertawa.
(Sumber gambar: pbs.org)

Saddam Hussein, mantan Presiden Irak, adalah diktator yang gaya hidupnya dibahas dalam buku ini. Dikenal sebagai Lion of Babylon, ia mengelilingi dirinya dengan kemewahan, salah satunya dengan membangun istana mewah sebagai simbol kekuasaan absolutnya. Ketika masyarakat Irak mengalami kesulitan ekonomi, perbedaan kontras antara kemewahan yang dimiliki sang diktator dengan penderitaan rakyatnya menjadi semakin jelas. Gaya hidup Saddam yang boros melambangkan kecenderungan diktator yang suka membesarkan diri sendiri dengan mengorbankan kesejahteraan rakyatnya.

Idi Amin

Sosok Idi Amin, mantan diktator Uganda.
(Sumber gambar: thoughtco.com)

Idi Amin adalah mantan presiden Uganda yang flamboyan, ia menjadi salah satu tokoh yang dijelaskan di dalam buku. Karena merasa dirinya sebagai orang terkuat di negaranya, ia suka memberikan gelar-gelar luar biasa ke dirinya sendiri, seperti His Excellency President for Life, Field Marshal Al Hadji Doctor Idi Amin, VC, DSO, MC, CBE, Lord of all the Beasts of the Earth and Fishes of the Sea, and Conqueror of the British Empire in Africa in General and Uganda in Particular. Selain itu, gaya hidupnya yang mewah dan hobinya terhadap seragam militer, sangat kontras dengan kondisi rakyatnya yang sangat miskin. Lantas, dari kehidupan Idi Amin yang begitu kaya dan memiliki kediaman megah, menjadi pengingat yang menyedihkan bahwa kekuasaan yang tak terkontrol akan membuat seseorang terperosok pada kekuasaan otokratis.

Nicolae Ceaușescu

Nicolae dan Elena Ceaușescu.
(Sumber gambar: romania-insider.com)

Mantan diktator Rumania ini mendapatkan gelar Genius of the Carpathians selama ia berkuasa dengan cara menindas rakyatnya. Penjelasan Hem tentang gaya hidup Ceaușescu mengungkap bahwa ia suka membangun Istana Rakyat yang megah sebagai bukti kekuasaannya yang luar biasa. Meskipun saat itu masyarakat Rumania sedang mengalami kesulitan ekonomi, Ceaușescu malah menjalani hidupnya secara foya-foya, menambah bukti kesenjangan yang melekat pada rezim diktator. 

Selain itu, dalam bidang ilmu pengetahuan, istri Nicolae Ceaușescu, Elena, bertindak seenaknya dengan meminta secara instan gelar-gelar akademis bagi dirinya sendiri. Hal itu dilakukan setiap keluarga Ceaușescu bepergian ke luar negeri untuk kunjungan kenegaraan. Sebelum keberangkatan, terlebih dulu harus disepakati bahwa akan ada upacara bagi Elena yang akan menerima gelar kehormatan dan penghargaan untuk karya ilmiahnya (yang bahkan tidak pernah ia tulis).

Muammar Gaddafi

Muammar Gaddafi dan para pengawal pribadinya yang semuanya adalah wanita.
(Sumber gambar: huffpost.com

Kolonel Muammar Gaddafi memproklamirkan dirinya sebagai Brother Leader of Libya. Ia juga muncul sebagai karakter menarik di dalam buku ini. Selera Gaddafi yang eksentrik, mulai dari cara berpakaian dan obsesinya terhadap citra dirinya sendiri, menjadi gambaran sekilas tentang keunikan pemerintahan otokratis. Selain itu, yang menjadi ciri khas lain adalah ia menugaskan tentara wanita sebagai pengawal pribadinya setiap Gaddafi melakukan tugas kenegaraan. 

Hannibal Gaddafi, salah satu anak Muammar Gaddafi, yang suka memanfaatkan kekuasaan mendiang ayahnya untuk berbuat semena-mena.
(Sumber gambar: telegraph.co.uk)

Kehidupan mewah dan kekuasaan absolut memang sering membutakan. Tak heran jika anak-anak Gaddafi ikut merasakan efek dari pemerintahan sang ayah pada waktu itu. Salah satu anaknya, Hannibal Gaddafi, adalah sosok yang sangat memanfaatkan kekuasaan sang diktator. Ia pun sering terkena kasus kriminal seperti tindakan abusif terhadap orang-orang yang tidak ia sukai. Salah satu kejadian yang mendapatkan sorotan internasional adalah perbuatan Hannibal yang menganiaya pegawai hotel ketika sedang berada di Swiss pada 2008. Ia pun ditangkap kepolisian setempat sambil mengancam bahwa ayahnya yang akan turun tangan. Benar saja, beberapa hari kemudian, Muammar memberikan ultimatum kepada pemerintah Swiss bahwa hubungan Libya dan Swiss akan bermasalah jika anaknya tidak segera dibebaskan.

Saparmurat Niyazov

Saparmurat Niyazov atau juga dikenal sebagai Turkmenbashi.
(Sumber gambar: nbcnews.com)

Saparmurat Niyazov, juga dikenal sebagai Turkmenbashi, memerintah Turkmenistan dengan tangan besi. Penjelasan Hem di buku ini menyoroti kebijakan-kebijakan eksentrik Niyazov, seperti mengganti nama bulan dan hari dengan nama dirinya dan keluarganya. Selain itu, ia juga menyusun buku bernama Ruhnama (Kitab Jiwa), sebuah buku tebal spiritual dan filosofis yang wajib dibaca oleh semua rakyat Turkmenistan. Dipublikasikan pada 2004, Ruhnama berisi tentang sejarah Turkmenistan, panduan moral, ajaran filosofis, dan memoar Niyazov.

Neutrality Arch yang ada di Turkmenistas.
(Sumber gambar: britannica.com)

Di samping itu, pengeluaran Niyazov yang boros demi membangun monumen megah (ketika rakyatnya berada di kondisi ekonomi yang sulit), seperti Neutrality Arch, mencerminkan sifat megalomania yang sering dikaitkan dengan para pemimpin diktator. Gaya hidupnya yang suka menghambur-hamburkan uang, didukung kultus sosok dirinya yang menyebar luas dan harus ditaati, semakin menekankan bahwa kaum otokrat sangatlah tidak peka dan peduli dengan kenyataan menyedihkan yang dihadapi rakyatnya.

Kim Jong Un

Kim Jong Un sang pemimping tertinggi Korea Utara. Ia menjabat sejak 2011 setelah ayahnya, Kim Jong Il, meninggal.
(Sumber gambar: abcnews.go.com)

Pembahasan mengenai diktator tidak akan lengkap tanpa menyebut Kim Jong Un, Pemimpin Tertinggi Korea Utara saat ini. Namun, sebelum ia berkuasa, didahului oleh Kim Il Sung (kakeknya) dan Kim Jong Il (ayahnya).

Kim Il Sung memiliki peran penting dalam Perang Korea dan mendirikan Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) pada 1948. Ia menjabat sebagai pemimpin tertinggi sampai kematiannya pada 1994. Setelah itu, dilanjutkan keturunannya bernama Kim Jong Il. Kim Jong Il melanjutkan pemerintahan otoriter dan di bawah kekuasaannya, Korea Utara mengalami kesulitan ekonomi dan menjadi negara yang terisolasi dari pergaulan internasional. Hal tersebut bertahan sampai ajalnya datang pada 2011. Sama seperti para pendahulunya, Kim Jong Un yang akhirnya mengambil alih jabatan dan meneruskan warisan pemerintahan otoriter dan sangat fokus pada kekuatan militer serta nuklir di negaranya.

Patung Kim Il Sung dan Kim Jong Il yang dibangun begitu besar dan mewah, tingginya mencapai 22 meter. Rakyat Korea Utara wajib memberi hormat kepada kedua patung tersebut ketika berada di sana.
(Sumber gambar: en.wikipedia.org)

Di samping itu, Dinasti Kim di Korea Utara sering dicirikan sebagai kultus individu, yaitu ketika para pemimpinnya digambarkan layaknya dewa yang sempurna. Tak heran, patung-patung tinggi dengan sosok Kim Jong Il dan Kim Il Sung dibangun supaya rakyatnya wajib menghormati mereka. Meskipun demikian, di buku ini, dijelaskan tentang gaya hidup Keluarga Kim yang mewah dan kegemarannya terhadap barang-barang antik. Padahal, jika dibandingkan dengan kehidupan rakyatnya, kebanyakan rakyat Korea Utara hidup dalam kesulitan ekonomi dan kekurangan makanan.

***

Dalam How to Be a Dictator: An Irreverent Guide, Mikal Hem memberikan sudut pandang baru bagi pembaca mengenai kehidupan para diktator di masa lalu sampai kini. Idi Amin, Nicolae Ceaușescu, Muammar Gaddafi, Saddam Hussein, Saparmurat Niyazov, dan Kim Jong Un adalah sedikit (dari sekian banyak) diktator yang memiliki kesamaan menjalani kehidupan yang mewah, melambangkan kesenjangan mencolok yang terjadi dalam pemerintahan otokratis. Ketika kita merenungkan sifat-sifat eksentrik mereka, kita diingatkan mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh kekuasaan yang tidak terkontrol; dan pentingnya menjaga prinsip-prinsip demokrasi untuk mencegah munculnya diktator-diktator baru di masa depan.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.