Sebagai mahasiswa yang jarak rumahnya jauh dari kampus, membuat gue memilih untuk menjadi anak kos. Sebenarnya bisa aja gue pergi-pulang, tetapi melihat kondisi jarak yang bisa menguras tenaga, gue takut waktu yang gue habiskan bakal terbuang di jalan dan hasilnya gak kondusif dalam melakukan aktivitas di kampus.
Cerita sedikit, jadi gue tinggal di kamar kos berukuran sekitar 3x4 meter yang berjarak sangat dekat dari kampus dengan kondisi kamar seadanya. Di dalam kamar gue itu berisikan lemari baju berukuran kecil, kasur, kipas angin, beberapa tumpuk buku, laptop, kamar mandi, tapi gak ada teve (karena gue merasa acara-acara di teve sekarang banyak yang gak seru). Meskipun begitu, gue merasa nyaman.
Walaupun seminggu pertama gue masih belum terbiasa dan lumayan gak betah hidup sendirian sebagai anak kos (karena dari lahir sampai SMA selalu tinggal di rumah bersama orang tua), akhirnya sebulan kemudian perlahan-lahan gue bisa hidup mandiri. Oh iya, gue lebih memilih untuk ngekos sendiri daripada bersama teman karena gue merupakan tipe orang yang gak suka berbagi kamar dan lebih nyaman kalau kamar tersebut bisa gue kuasai sendirian dengan bebas. Hehe.
Setiap pulang atau sedang istirahat dari jam kuliah, biasanya beberapa teman dekat suka berkunjung ke kamar kos gue. Kegiatan yang kami lakukan di sana tentu saja berdiskusi tentang masalah-masalah yang terjadi di negara ini dan mencari jalan keluarnya seperti yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa kritis dan cerdas lainnya; atau membuat program kerja bermanfaat untuk kemajuan kampus, tapi sayangnya itu semua cuma bullshit. Yang benar, kami di sana bermain PES (Pro Evolution Soccer) di laptop gue, bercanda ngeledekin satu sama lain, atau ngomongin cewek-cewek cantik di kampus.
Hemm... gak terasa ternyata gue udah hampir tiga tahun berstatus "anak kos". Dan selama itu, gue juga udah lumayan mengalami asam-garam atau bahkan asam lambung dalam menjalani kehidupan tersebut. Kalau waktu itu gue pernah membahas tentang cara memilih kamar kos, jadi sekarang gue mau berbagi cerita tentang pengalaman menjadi anak kos.
1. Terlalu banyak makan mi instan
1. Terlalu banyak makan mi instan
Saat beberapa minggu pertama ngekos dulu, gue masih belum terbiasa makan malam di luar sehingga gue malas beranjak dari lingkungan kos. Untung aja saat itu di dekat kamar kos gue ada kantin yang buka sampai malam, tapi sayangnya menu malam yang ditawarkan hanya mi instan. Yaudah, karena gue masih gak peduli terhadap efek yang bakal dihasilkan, gue pun makan mi hampir setiap malam. Namun setelah dua bulan gue sering makan mi instan, tiba-tiba tenggorokan gue mengalami masalah dan perut gue jadi melilit. Awalnya gue merasa itu cuma gejala masuk angin, tapi setelah beberapa hari kemudian malah jadi semakin parah. Untungnya saat itu gue sakit pas akhir pekan, jadi gue ada di rumah dan ada orang tua yang memperhatikan, lalu gue diantar untuk periksa ke dokter. Setelah sembuh beberapa hari kemudian, gue berjanji gak bakal sering makan mi instan lagi pas di kosan, kecuali kalau lagi kepepet.
2. Air mati
2. Air mati
Di pertengahan November 2013 lalu, gue pernah mengalami air mati di kosan selama sehari karena bagian dalam mesin jet pump-nya ada yang korslet. Jadi, di seluruh kamar mandi tempat kos, termasuk kamar gue, pada kehabisan air.
Parahnya lagi, saat itu kejadiannya di pagi hari. Gue langsung panik karena waktu udah menunjukkan pukul tujuh dan setengah jam lagi kelas gue masuk. Karena gue gak mau berangkat ke kampus dalam keadaan belum mandi dan bau keringat, gue pun melihat keadaan di sekitar kamar kos gue. Saat itu gue melihat kalau persediaan air satu-satunya ada di dalam kardus air gelas kemasan yang biasa gue pakai untuk minum. Hemm... karena kepepet, gue jadi menggunakan tiga air gelas kemasan tersebut untuk menggosok gigi, mencuci muka, dan mandi. Gak tau deh itu bisa bikin badan gue bersih atau enggak, yang pasti saat itu gue cuma mikir yang penting badan gue kena air. Sungguh peristiwa kelam.
Alhamdulillah, saat sore hari pemilik kos gue udah manggil tukang untuk memperbaikki mesin jet pump dan akhirnya bisa berfungsi lagi. Gue pun bisa mandi dengan normal lagi.
3. Sakit
Saat dalam kondisi sakit, bagi anak kos yang tinggal sendirian, merupakan momen yang sangat menyedihkan. Ya, karena dia harus bisa merawat dirinya sendiri.
Seperti yang gue ceritakan sebelumnya, jadi selama menjadi anak kos gue udah pernah mengalami kondisi saat sakit. Dalam kondisi itu, gue hanya bisa tiduran di kamar dan malas sekali berobat, padahal kampus udah menyediakan fasilitas rumah sakit dan bisa berobat gratis hanya dengan menunjukkan kartu tanda mahasiswa di sana. Satu-satunya cara yang gue rasa manjur adalah dengan berpikir positif kalau kondisi sakit gue (yang biasanya karena masuk angin) bisa hilang hanya dengan tidur. Akan tetapi kalau udah tidur ternyata kondisi sakit yang gue rasa masih ada, yang gue lakukan adalah menunggu akhir pekan kemudian pulang ke rumah. Karena dengan pulang, ada kedua orang tua yang memperhatikan.
4. Lapar di tengah malam
4. Lapar di tengah malam
Rasa lapar emang gak enak banget kalau datang pas mau tidur. Kejadian itu suka gue alami karena gue makan terlalu sedikit pas sore atau malam, jadi membuat perut gue suka lapar lagi. Untuk mengantisipasi masalah itu, gue suka beli cemilan untuk dimakan saat tiba-tiba perut lapar melanda. Sebab, gue pernah baca berita kalau makan makanan berat (baca: makanan yang berkarbohidrat) saat tengah malam itu kurang baik bagi kesehatan.
Pernah suatu hari gue lupa beli cemilan dan tiba-tiba perut gue lapar pas tengah malam. Karena gak mau ambil pusing, gue langsung tidur dan berpikir kalau rasa lapar itu hanyalah sugesti belaka. Sebenarnya bisa aja gue pergi ke Sevel dekat kosan untuk beli cemilan, tapi faktor malas keluar karena udah malam membuat gue lebih milih tidur.
5. Alarm di ponsel terkadang gak berpengaruh
5. Alarm di ponsel terkadang gak berpengaruh
Sebagai anak kos yang gak bisa bangun pagi karena kemauan sendiri, pastinya gue harus memiliki bantuan untuk bisa bangun pagi biar gak telat ke kampus. Nah, karena saat masih sekolah dulu ada Ibu yang selalu membangunkan gue, saat gue ngekos berarti gue harus bisa bangun sendiri.
Seperti yang udah gue ceritakan sebelumnya kalau gue gak bisa gitu aja bangun pas pagi menjelang, jadi satu-satunya cara, yaitu gue harus memakai alarm di ponsel untuk membangunkan gue. Namun, apa yang terjadi? Ya, terkadang saat gue tidur larut karena mengerjakan tugas kuliah dan beberapa jam kemudian alarm ponsel gue bunyi karena udah waktunya untuk bangun, gue yang masih setengah sadar bukannya langsung bangun, malah sibuk mencari ponsel dan langsung mematikan alarm-nya untuk melanjutkan tidur. Ending-nya? Udah bisa ketebak.
6. Bisa tenang dan fokus untuk belajar
Pada poin-poin sebelumnya gue udah membahas pengalaman-pengalaman yang gak enak saat ngekos, tapi untuk poin terakhir ini, pengalaman ngekos sendiri itu gak selamanya mempunyai sisi negatif.
Untuk segi keefektifan belajar, gue bisa tenang dan fokus malah saat berada di kamar kos. Kenapa? Karena kalau di rumah, banyak banget godaan untuk bermalas-malasan dan akhirnya bisa menunda gue untuk belajar atau mengerjakan tugas. Nah, dengan begitu, saat akhir pekan tiba dan waktunya gue untuk pulang, gue memutuskan untuk menyelesaikan sebagian besar tugas kuliah di kamar kos terlebih dulu supaya saat gue di rumah bisa bersantai.
***
Itulah beberapa pengalaman gue selama ini saat menjadi anak kos. Intinya, menjadi anak kos itu dituntut untuk bisa lebih mandiri dan bisa mengatur waktu supaya aktivitas-aktivitas yang bakal dilakukan bisa sesuai rencana. Sesekali godaan untuk bermalas-malasan saat mengerjakan tugas atau mau berangkat kuliah pasti ada, tapi dengan menjadi anak kos, gue jadi lebih sadar kalau gue bisa hidup berkecukupan di kosan karena hasil “keringat” orang tua. Oleh sebab itu, gue gak boleh menyia-nyiakan waktu supaya gue bisa lulus kuliah tepat waktu dan membuat kedua orang tua gue bangga.
Segitu dulu yang bisa gue tulis kali ini. Semoga apa yang udah gue ceritakan ada hal yang bermanfaat bagi teman-teman pembaca. Bye~
Terima Kasih infonya..
ReplyDeleteSemoga saya nanti bisa betah dikos buat kuliah
Sama-sama. Amin.
DeleteAsal di tempat kos fasilitasnya tercukupi, kemungkinan besar bakal terasa betah kok.
hmm..... pengalaman yang menarik bro. oh ya jangan lupa follow akun twitter ku yah : @indrawhid
ReplyDeleteWah, makasih.
DeleteWaaahh info yang sangat bagus ni, jadi anak kos itu kita jadi percaya diri dengan apa yang kita lakukan, makasih banyak tipsnya :)
ReplyDeleteYap, sama-sama.
DeleteKurang lebih seperti itu balada kehidupan anak kost...
ReplyDeleteIya, begitulah.
DeleteDimana pun berada jgn smp lupain ortu
ReplyDeleteYoi, bener banget.
Deleteketawa ngakak pas air mati, itu memang horor banget sih, apalagi kalau cewek haduh ribet banget, biasanya aku ngungsi ke kos temenku yang lain buat numpang mandi wkwkwk
ReplyDeleteIya, kalau masih banyak waktu, bisa numpang ke kamar mandi kosan temen. Tapi misalnya waktunya udah mepet, kemungkinan cuci muka aja atau kayak yang gue lakuin. Hahaha.
Delete