Korea Selatan terkenal dengan boyband/girlband dan drama-drama romantis yang bisa membuat penikmatnya terbawa perasaan. Selain itu, artis-artis Korea Selatan juga begitu “digilai” oleh sebagian remaja di Indonesia, beberapa di antaranya adalah Song Hye Kyo, Kim Ji Won, dan Choi Siwon. Tak jarang, para penggemarnya sampai rela berkorban mengeluarkan banyak uang untuk membeli aksesoris, tiket konser, atau barang-barang bergambar idola mereka. Namun, yang ingin saya bahas kali ini bukanlah dari dunia musik atau film Korea Selatan, melainkan tentang karya sastranya yang saya baca, yaitu novel berjudul Vegetarian.
Vegetarian adalah novel pertama dari Korea Selatan yang saya baca. Novel tersebut ditulis oleh Han Kang, pemenang Man Booker International Prize pada 2016. Dari judulnya, kita bisa menduga bahwa isinya tentang seseorang yang memutuskan untuk menjadi vegetarian, itu memang benar. Tetapi, kisah yang disajikan di dalamnya ternyata begitu dalam dan kompleks. Ada tiga bagian yang terdapat di dalam cerita, masing-masing menjelaskan kejadian-kejadian yang berhubungan satu sama lain.
Bagian pertama, berkisah tentang Young Hye yang memutuskan untuk berhenti memakan makanan yang terbuat dari daging, sehingga menjadi vegetarian. Hal itu diakibatkan dari mimpi yang ia peroleh setiap malam. Awalnya, sang suami masih menganggap perilakunya tersebut hanya berlangsung sementara dan akan kembali menjadi dirinya yang biasa lagi. Tapi, dari sikap Young Hye yang lama-kelamaan jadi terlihat radikal karena membuang semua bahan makanan yang terbuat dari daging ke tong sampah, suaminya pun jadi menyadari memang sudah ada yang tak beres dari dirinya. Dari kejadian tersebut, ia lantas menghubungi keluarga Young Hye supaya bisa membicarakan kebiasaannya yang telah menjadi vegetarian. Pertemuan keluarga akhirnya dilaksanakan untuk membahas perilaku Young Hye yang semakin aneh, di sana ada kedua orang tuanya, kakak perempuannya beserta anak dan suaminya, dan adik laki-laki beserta istrinya. Dari percakapan yang terjadi, ibunya memaksanya untuk makan daging, tapi karena tak berhasil, akhirnya ayahnya yang harus turun tangan sehingga perlakuan kasar pun dilakukan terhadap Young Hye. Young Hye merasa tertekan dan melukai dirinya sendiri, lalu harus dibawa ke rumah sakit.
Bagian kedua, kisahnya lebih memfokuskan kepada suami dari kakak Young Hye. Ia bekerja sebagai seniman yang suka membuat film dan merekam segala hal yang ia anggap seru. Selain itu, Young Hye juga sudah keluar dari rumah sakit dan sudah bercerai dengan suaminya. Kakak perempuannya, In Hye, adalah ibu rumah tangga yang sibuk dengan usahanya dan harus membagi waktunya bersama anak semata wayangnya. Namun, In Hye merasa bahwa hanya ia sendiri yang “berperan” di dalam keluarga karena sang suami seakan sudah tak peduli. Suatu hari, sang suami menemukan ide untuk merekam adegan dewasa yang harus dilakukan Young Hye dengan seorang lelaki. Adegan tersebut direkam dengan kondisi seluruh badan pemain dilukis menjadi bunga. Secara diam-diam, suami kakaknya menghampiri Young Hye ke tempat baru yang ia tinggali dan ternyata ia setuju dengan tawarannya. Adegan pun dilakukan di sebuah studio dengan pemeran lelaki yang adalah teman dari suami kakaknya. Karena makin lama peran yang dilakukannya dianggap semakin vulgar, si pemeran lelaki memutuskan untuk berhenti dan meninggalkan mereka berdua. Karena suami kakaknya masih tetap ingin menyelesaikan film tersebut, akhirnya ia sendiri yang menjadi pemainnya bersama Young Hye, tapi dengan lokasi berbeda, yaitu di tempat Young Hye tinggal. Adegan persetubuhan dilakukan tanpa ragu-ragu yang direkam pada malam hari. Ketika pagi menjelang, In Hye yang ingin mengetahui kondisi adiknya, malah menemukan suaminya sedang tidur berdua dengan adik kandungnya sendiri. In Hye pun melaporkan sang suami kepada pihak berwajib, sedangkan Young Hye dibawa ke rumah sakit jiwa.
Bagian terakhir, In Hye menjadi tokoh yang disorot. Setelah kejadian di bagian kedua, ia tetap menjalani perannya sebagai ibu rumah tangga serta pencari nafkah untuk anaknya. Ketika keluarga yang lain sudah tak peduli terhadap Young Hye, ia-lah satu-satunya yang masih bolak-balik menjenguk adiknya tersebut. Sayangnya, kondisi Young Hye semakin hari semakin parah karena ia kekurangan gizi. Sikapnya juga menjadi aneh karena hanya berbaring dan tak ingin diajak berbicara. Meskipun demikian, In Hye tetap bertahan untuk merawat adiknya.
***
Itu adalah sedikit kisah yang terjadi di dalam cerita. Setelah saya membacanya, saya jadi menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya keras-keras karena masalah yang ditampilkan ternyata begitu mencekam dan ganjil. Saya seakan dibawa untuk mengikuti kondisi psikis Young Hye yang semakin parah akibat keputusannya menjadi vegetarian. Selain itu, ditampilkan juga sosok keluarganya yang masih patriarki karena sebagai kepala keluarga, sang ayah merasa sangat malu ketika Young Hye menjadi anak pembangkang dan tak menuruti perkataan orang tuanya. Padahal, masalah tersebut bisa dibicarakan secara baik-baik tanpa sang ayah harus bertindak kasar terhadap dirinya. Namun, saya salut terhadap In Hye yang kuat dalam menghadapi segala masalah yang terjadi di dalam keluarganya, terutama akibat kelakuan suaminya terhadap Young Hye.