The Amazing Spider-Man #2 (1963)


Setelah Ben Parker meninggal, kondisi ekonomi Peter Parker dan Bibi May semakin memburuk. Ditambah, Peter tak sengaja melihat Bibi May menggadaikan perhiasannya untuk kebutuhan sehari-hari. Dari kejadian itu, Peter pun memutar otak supaya ia bisa mendapatkan penghasilan, meskipun ia masih pelajar SMA. Setelah ia berusaha mencari lowongan kerja ke sana-sini, ia mendapatkan informasi lowongan dari Daily Bugle karena perusahaan media tersebut membutuhkan fotografer lepas (freelance). Meskipun ia merasa Daily Bugle sering menjelekkan Spider-Man, ia tetap mencoba melamarnya.

Panel yang menampilkan Peter yang mendapatkan kamera dari Bibi May supaya Peter bisa memotret Vulture sehingga ia bisa mendapatkan uang.

Foto yang dibutuhkan saat itu adalah sosok penjahat bernama Vulture. Dengan kekuatannya yang bisa terbang, ia menggunakannya untuk merampok uang. Lantas, dengan kekuatan laba-laba yang dimiliki Peter, ia berubah menjadi Spider-Man dengan niat menghentikan aksi jahat Vulture sekaligus mendapatkan foto-fotonya untuk dijual ke Daily Bugle. Susah payah ia menghentikan Vulture ketika si manusia burung tersebut sedang merampok perhiasan langka dan akhirnya Vulture pun berhasil diserahkan ke pihak kepolisian.

Panel yang menampilkan Peter berhasil mendapatkan foto-foto yang bagus untuk diserahkan kepada J. Jonah Jameson di Daily Bugle.

Setelah itu, Peter menuju kantor Daily Bugle, ia bertemu dengan sosok kotroversial, J. Jonah Jameson, dan menampilkan hasil jepretan yang berisi gambar Vulture. Jameson pun kagum dengan hasil foto tersebut meskipun ia sendiri heran karena bisa-bisanya bocah SMA mendapatkan foto sebagus itu, bahkan fotografer profesional sulit mendapatkannya. Peter pun menjawab bahwa Jameson tidak perlu tahu bagaimana ia bisa mendapatkannya, yang penting foto yang dipotretnya bisa membuat Jameson puas. Selain itu, Peter juga tidak mau namanya disematkan di dalam foto sehingga masyarakat tidak ikut mencurigainya. Bagi Jameson itu tidak masalah dan Peter pun akhirnya mendapatkan uang yang cukup banyak.


Untuk musuh yang kedua adalah The Tinkerer. Ia digambarkan sebagai seorang pria tua yang terlihat baik hati dan tidak berbahaya. Ia bekerja sebagai teknisi elektronik di New York dan salah satu ilmuwan kenalan Peter Parker, Dr. Cobwell, adalah pelanggannya. Namun, suatu hari ketika Peter diperintahkan Dr. Cobwell untuk mengambil radio miliknya di bengkel The Tinkerer, Peter merasakan ada sesuatu yang aneh di sana. Dan benar saja, ketika Peter berubah menjadi Spider-Man dan menyelidikinya, terungkap bahwa The Tinkerer diam-diam terlibat dalam kegiatan kriminal. Ia menggunakan keahlian teknologinya untuk menciptakan senjata canggih yang dipesan oleh para penjahat super di New York. Selanjutnya, Spider-Man langsung menghampiri The Tinkerer yang ternyata di sana ada segerombolan makhluk lain berwujud alien yang membantunya. Dengan susah payah, akhirnya Spider-Man bisa mengalahkan mereka dan membuat bengkelnya terbakar.

Meskipun The Tinkerer tidak memiliki kemampuan manusia super, keahliannya sebagai teknisi dan pembuat senjata canggih menjadikannya musuh unik bagi Spider-Man. Pertemuan antara Spider-Man dan The Tinkerer di volume ini, menunjukkan kecerdikan dan kecerdasan Spider-Man dalam menghadapi berbagai macam penjahat, bukan hanya mereka yang memiliki kekuatan super.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.