Memahami Karakter Roger Casement dalam Novel 'The Dream of the Celt'


Saya mulai mengenal Mario Vargas Llosa sejak berada di perkuliahan jurusan Sastra Inggris. Ia dikenal sebagai sastrawan asal Peru dan telah menerbitkan karya-karya yang luar biasa, baik itu buku fiksi maupun nonfiksi. Meskipun begitu, sejauh ini saya lebih banyak membaca bukunya yang nonfiksi, berjudul Matinya Seorang Penulis Besar dan Letters to a Young Novelist yang saya baca pada 2020 lalu. Kemudian, pada tahun ini ketika saya sedang menjelajah toko daring untuk mencari buku bacaan yang mau dibeli selanjutnya, saya menemukan novel The Dream of the Celt dengan harga terjangkau di Big Bad Wolf. Saya pun tanpa ragu langsung membelinya.

The Dream of the Celt adalah novel sejarah yang ditulis Mario Vargas Llosa dan dirilis pada 2010; di tahun ia mendapatkan penghargaan Nobel di bidang Sastra. Novel ini memiliki karakter utama bernama Roger Casement, seorang tokoh terkenal asal Irlandia yang latar belakang kehidupannya membuat para peneliti atau penulis tertarik untuk menggalinya lebih dalam. Selain itu, kita akan dibawa menelusuri kehidupan Casement yang kompleks, dari awal kariernya sebagai penjelajah dan diplomat, tekadnya yang kuat dalam membela hak asasi manusia bagi kaum yang ditindas, sampai keterlibatannya dalam gerakan kemerdekaan Republik Irlandia.

Dua sifat yang bertentangan dari Roger Casement

Di novel ini, Roger Casemet digambarkan memiliki dua sifat berbeda dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di hidupnya. Di satu sisi, ia merupakan pembela hak asasi manusia yang sangat giat, terutama dalam dokumentasinya tentang kekejaman yang dilakukan oleh kekuatan kolonial di benua Afrika (Kongo) dan benua Amerika (Peru). Ketegasan dan komitmen yang kuat dari Casement terhadap hak-hak masyarakat pribumi, membuatnya menjadi sosok ikonik dalam sejarah kolonial. Selain itu, Vargas Llosa mendeskripsikan perjalanan hidup Casement dari seorang diplomat Kerajaan Inggris menjadi pembela kaum tertindas merupakan bukti keyakinan dan kesadaran moral dari buruknya sistem kolonialisme yang dilakukan oleh negara-negara Eropa.

Akan tetapi, di sisi lain, Casement adalah sosok yang memiliki pertentangan batin di dalam jiwanya karena ia harus bisa mengatur antara patriotisme terhadap Irlandia dan kesetiannya kepada Kerajaan Inggris—yang saat itu seluruh kawasan Irlandia masih berada di bawah kekuasaan Inggris. Dari kesetiaannya kepada Irlandia, membuat Casement terlibat pada gerakan kemerdekaan Irlandia melawan pasukan Inggris, termasuk pemberontakan bernama The Easter Rising yang terjadi pada 1916. Yang jika dilihat dari perjalanan kariernya selama ini sangat kontras karena ia adalah tokoh penting dan disegani oleh para petinggi di Inggris. Dari dualitas karakter yang dimiliki Casement dalam menghadapi pilihan yang sulit tersebut, Vargas Llosa menceritakannya dengan baik di novel ini.

Penggambaran dalam menjelajahi sistem kolonialisme dan imperialisme

Selain sikap patriotisme Roger Casement yang dieksplorasi di novel ini, Vargas Llosa juga menampilkan isu kolonialisme dan imperialisme secara lebih mendalam. Dari pengalaman Casement sebagai diplomat yang diutus untuk memahami kondisi di Kongo dan Peru, ia jadi bisa menggali dan mengungkapkan kekejaman brutal yang dilakukan oleh kekuatan kolonial Eropa, termasuk kerja paksa, eksploitasi, dan pelecehan terhadap masyarakat pribumi. Ia pun mendokumentasikan kekejaman tersebut sebagai bukti untuk membela hak-hak masyarakat pribumi dalam melawan sistem imperialisme yang terjadi pada saat itu.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Casement berani untuk menjelaskannya kepada pihak yang berkuasa saat itu di hadapan hukum, seperti Raja Leopold II dari Belgia yang bertanggung jawab atas penindasan di Kongo; serta Julio César Arana sebagai petinggi di industri karet yang bertanggung jawab atas penyiksaan dan kerja paksa terhadap masyarakat pribumi Amazonia, Peru. Hal ini semakin menekankan bahwa Casement sangat memanfaatkan privilesenya untuk membela kebenaran (atau julukan masa kini sebagai SJW [Social Justice Warrior] dalam makna positif). Dengan demikian, pembelaan-pembelaan Casement tersebut menjadi pengingat tentang pengorbanan manusia dalam memenuhi egoisme dan keserakahan dari para pejabat di Eropa yang berkuasa saat itu; dan tanpa ragu menerapkan sistem penjajahan kepada masyarakat pribumi yang hidup di negara yang memiliki sumber daya alam melimpah.

***

The Dream of the Celt, bagi saya, merupakan novel sejarah yang menarik dan memberikan informasi lebih dalam tentang sosok Roger Casement—tokoh terpandang Irlandia yang baru saya tahu sejak membaca novel ini. Selain itu, melalui riset dan gaya kepenulisan yang baik dari Mario Vargas Llosa, membuat kisahnya mengalir dalam mendeskripsikan dua sifat yang bertentangan dari Roger Casement dan komitmennya dalam membela keadilan pada kaum yang tertindas. Meskipun begitu, novel ini tidak hanya memberikan wawasan tentang karakter Casement yang kompleks, melainkan juga menampilkan isu-isu tentang kolonialisme, imperialisme, dan hak asasi manusia.

Setelah membaca novel ini, saya pun jadi memikirkan tentang dilema moral dan ketidakadilan yang dialami Casement tentang pilihan hidupnya. Lebih lanjut, dari isu-isu yang ditampilkan membuat saya merefleksikan tentang masalah yang terjadi di dunia saat ini, seperti penindasan atau perampasan tanah yang dilakukan oleh para petinggi suatu negara terhadap masyarakatnya sendiri. Dengan begitu, novel ini berfungsi sebagai pengingat bagi kita tentang pentingnya keadilan, empati, dan usaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan kehidupan yang lebih adil.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.