Misteri di Balik Rumah Sewa

Poster Barbarian (2022).
(Sumber gambar: imdb.com)

Seorang perempuan tiba di sebuah rumah sewa saat tengah malam, di lingkungan yang asing dan tampak terbengkalai, hanya untuk menemukan bahwa tempat itu sudah ditempati oleh orang asing. Ketegangan yang dirasakan Tess Marshall pada pembukaan film Barbarian (2022), disutradarai oleh Zach Cregger, langsung menjebak penonton dalam suasana mencekam yang terus meningkat di sepanjang cerita. Berbeda dengan film horor yang pernah saya tonton sebelumnya, film ini menggali lapisan-lapisan trauma, dosa masa lalu, dan insting bertahan hidup dengan cara yang tak terduga. Dengan jalan cerita yang tidak mudah ditebak dan penuh makna tersirat pada adegan-adegannya, Barbarian memberikan pengalaman sinematik yang "mengganggu" sekaligus memukau, sehingga menjadikannya karya yang layak untuk dianalisis lebih dalam.

Premis dan Struktur Cerita yang Sulit Ditebak

Tess terkejut karena rumah yang ia sewa, ternyata sudah dihuni lelaki asing.
(Sumber gambar: imdb.com)

Barbarian membuka cerita dengan premis sederhana tetapi mencekam: Tess Marshall (Georgina Campbell) tiba di sebuah rumah sewa Airbnb di lingkungan Brightmoor, Detroit, yang ternyata telah dipesan oleh seorang lelaki bernama Keith (Bill Skarsgård). Situasi canggung ini dengan cepat berubah menjadi ketegangan ketika Tess menemukan pintu kamarnya terbuka di tengah malam, meskipun Keith bersikeras bahwa ia tidak melakukannya. Ketegangan awal ini hanyalah permulaan dari serangkaian kejadian mengerikan yang membawa penonton ke dalam lorong-lorong gelap (secara harfiah dan kiasan).

Struktur narasi film ini adalah salah satu kekuatannya. Barbarian dibagi menjadi tiga segmen yang berpindah antara sudut pandang Tess, AJ (Justin Long), dan kilas balik ke tahun 1982 yang mengungkap latar belakang kengerian di rumah tersebut. Selain supaya penonton tetap waspada, pergantian sudut pandang ini juga memperkaya narasi dengan menunjukkan bagaimana dosa-dosa masa lalu terus menghantui masa kini. Setiap segmen memperkenalkan elemen baru yang mengubah sudut pandang penonton tentang apa yang sebenarnya terjadi, sehingga terus-menerus menantang ekspektasi dan rasa penasaran.

Simbolisme dan Kritik Sosial

Kondisi perumahan yang digambarkan dalam Barbarian.
(Sumber gambar: imdb.com)

Di balik unsur horor, Barbarian menampilkan kritik sosial yang tajam. Lingkungan Brightmoor yang bobrok mencerminkan kerusakan moral yang mendasari cerita. Rumah sewa yang tampak biasa dari luar menyembunyikan rahasia mengerikan di dalamnya, sebuah metafora tentang bagaimana kejahatan sering kali tersembunyi di balik bangunan yang terlihat baik-baik saja. Karakter "The Mother" (sosok monster yang tercipta dari perkawinan sedarah selama beberapa generasi) merupakan simbol dari trauma yang diturunkan dan dampak jangka panjang akibat kekerasan yang diderita.

Karakter AJ (berprofesi sebagai aktor dan baru saja dipecat) memperkenalkan isu kekerasan seksual dan akuntabilitas. Ketika AJ menemukan bukti kejahatan Frank (tokoh yang tampil di kilas balik tahun 1982) si pemilik asli rumah, ia menghadapi dilema moral: apakah ia akan melaporkan kejahatan tersebut atau memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi? Pilihan-pilihannya mencerminkan sifat egois yang sering kali muncul dalam situasi krisis, sekaligus mengkritik budaya yang memungkinkan pelaku kekerasan seksual lolos dari hukuman.

Ketegangan Psikologis dan Horor Fisik

Tess menemukan ruangan aneh di ruang bawah tanah yang tersembunyi.
(Sumber gambar: imdb.com)

Salah satu keberhasilan Barbarian adalah kemampuannya menyeimbangkan ketegangan psikologis dengan horor fisik. Adegan-adegan di lorong bawah tanah, dengan pencahayaan minim dan suara-suara yang mengganggu, menciptakan rasa klaustrofobia yang kuat. Kehadiran "The Mother", dengan penampilan fisik yang mengerikan dan perilaku aneh, menambah unsur ketakutan. Namun, film ini tidak hanya mengandalkan jump scare. Ketegangan psikologis dibangun melalui ketidakpastian: siapa yang bisa dipercaya? Apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini? Ketidakpastian ini membuat penonton terus penasaran dengan adegan selanjutnya.

Karakter Tess adalah pusat emosional film ini. Keputusannya untuk tetap bertahan dan menyelamatkan AJ (meskipun ia sendiri terluka) menunjukkan kekuatan moral dan empati yang kontras dengan sifat egois AJ. Adegan terakhir, ketika Tess terpaksa membunuh "The Mother", bukanlah bentuk dari kemenangan, melainkan momen yang penuh dengan penyesalan dan trauma. Ini adalah pengingat bahwa di semesta Barbarian, bertahan hidup sering kali "dibayar dengan harga yang mahal".

Sinematografi dan Suasana

Secara visual, Barbarian menggunakan sinematografi yang sesuai untuk memperkuat suasana horor. Penggunaan sudut kamera yang sempit di lorong bawah tanah menciptakan rasa terjebak, sementara kontras antara eksterior rumah yang biasa dengan interior yang mengerikan mampu menambah ketegangan. Latar musiknya pun efektif dan dipadukan dengan efek suara seperti derit pintu dan langkah kaki, memperkuat suasana mencekam tanpa mengalihkan perhatian dari cerita.

***

Dengan premis yang sederhana tetapi dieksekusi dengan baik, Barbarian menggali tema-tema berat seperti trauma, kekerasan seksual, dan konsekuensi dari dosa masa lalu. Struktur narasinya yang tidak konvensional, dipadukan dengan akting yang kuat dari Georgina Campbell dan Justin Long menjadikan film ini sebagai salah satu film horor paling menarik. Selain itu, penonton tidak hanya diajak untuk merasakan ketakutan, tetapi juga merenungkan kegelapan yang tersembunyi dalam masyarakat dan diri kita sendiri. Seperti Tess yang berjalan tertatih menuju matahari terbit di akhir film, kita ditinggalkan dengan harapan yang rapuh serta dibayangi oleh kengerian yang tak pernah benar-benar hilang.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.