Laga Perdana Manchester United di Musim 2025/26

Sebelas pertama Manchester United melawan Arsenal di Old Trafford pada laga perdana Liga Primer Inggris, Minggu (17/08/2025).
(Sumber gambar: x.com/ManUtd)

Bayangkan kamu duduk di tribun Old Trafford, jantung berdetak kencang, menyaksikan Setan Merah menguasai setiap sudut lapangan, tetapi malah tim lawan yang berhasil mendapatkan tiga poin. Sebagai suporter Manchester United, saya merasakan campuran emosi antara bangga dan frustrasi ketika MU menghadapi Arsenal pada pekan pembuka Liga Primer Inggris, Minggu (17/8/2025). Meski skor akhir 0-1 untuk kemenangan Arsenal terasa seperti pukulan telak, performa MU di bawah Ruben Amorim malah menjadi harapan untuk membuktikan bahwa era baru Setan Merah mulai bangkit dengan agresivitas yang jarang kita saksikan sebelumnya.

Ketika peluit babak pertama berbunyi, MU tampil sebagai tim yang superior, mendominasi pertandingan di segala aspek kecuali satu: sentuhan akhir yang menghasilkan gol. Statistik pun menunjukkan MU unggul dengan 22 tembakan berbanding 9 milik Arsenal, serta penguasaan bola mencapai 61,2 persen. Selain merupakan angka, statistik ini merupakan gambaran nyata dari permainan di lapangan. MU bermain dengan intensitas tinggi, menerapkan formasi 3-4-2-1 ala Amorim yang membuat jarak antarpemain lebih rapat dan pendekatan superagresif. Tekanan yang MU lakukan berhasil memaksa Arsenal bertahan lebih dalam di separuh lapangan mereka sendiri, sehingga membalikkan situasi dari dua pertemuan terakhir ketika MU sering kesulitan menghadapi gaya permainan Arsenal. 

Patrick Dorgu, bek sayap kiri MU, menjadi salah satu pemain yang menonjol dengan performanya yang tak kenal lelah. Bisa dikatakan, ini adalah MU yang berbeda dari sebelumnya; berani dan siap bertarung untuk menguasai bola. Saya pun merasakan keseruan melihat tim ini karena menunjukkan performa yang benar-benar baru, terutama di lini pertahanan yang solid dan serangan yang mengalir dari sayap dengan tusukan tajam Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo (dua pemain debut yang langsung merepotkan pertahanan Arsenal).

Di sisi lain, Arsenal tampak seperti bayangan dari diri mereka sendiri, bergantung sepenuhnya pada bola mati sebagai senjata utama. Gol cepat Ricardo Calafiori dari tendangan sudut di awal laga menjadi satu-satunya momen yang bisa mereka banggakan, tetapi itu pun terasa seperti keberuntungan semata. Viktor Gyokeres, striker baru mereka yang diharapkan menjadi game-changer, malah tampil mengecewakan; hanya empat umpan sukses, tanpa tembakan atau menciptakan peluang, dan lebih sibuk merapikan rambut daripada menyentuh bola (seperti yang ramai dikeluhkan warganet di media sosial). Bahkan bintang utama seperti Bukayo Saka terlihat tak berdaya di bawah pengawasan ketat Dorgu, hanya berhasil satu dribel dari lima percobaan. Umpan sukses Arsenal hanya 75 persen, jauh di bawah standar, dan expected goals (xG) mereka dari permainan terbuka hanya 0,29; bandingkan dengan 1,35 milik MU. Mikel Arteta mungkin mengklaim kehebatan timnya, tetapi bagi saya, ini hanyalah bukti bahwa "Si Meriam London" masih lemah dalam kreasi serangan terbuka, mengandalkan skema bola mati yang sudah mencetak 21 gol sejak musim lalu. Tanpa kiper David Raya dan empat bek mereka yang tampil cemerlang, Arsenal pasti sudah hancur lebur dihadapkan gempuran bertubi-tubi MU.

Meskipun demikian, saya tak bisa menutup mata dari kekurangan MU sendiri. Finishing tetap menjadi kekurangan di pertandingan pertama ini. Benjamin Šeško sebagai pemain pengganti belum bisa menjadi solusi, dan MU gagal memanfaatkan dominasi itu menjadi gol. Lebih menyakitkan lagi, MU seolah tak belajar dari kesalahan masa lalu: tiga dari empat gol terakhir Arsenal ke gawangnya berasal dari tendangan sudut. Bahkan keledai tak jatuh dua kali ke lubang yang sama, tapi MU? Ini merupakan detail kecil yang harus segera dievaluasi jika ingin bersaing di papan atas klasemen Liga Primer Inggris. Namun, kekalahan ini bukanlah akhir; ini adalah proses dari performa MU yang semoga semakin lebih baik. Amorim bangga dengan para pemain, dan begitu juga saya. MU bermain lebih baik daripada Arsenal, dan dengan agresivitas ini, MU bisa optimistis meraih kemenangan di pertandingan selanjutnya.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.