'The Lottery and Other Stories' oleh Shirley Jackson


Shirley Jackson merupakan penulis asal Amerika Serikat yang terkenal dengan karyanya yang mengeksplorasi sisi gelap masyarakat. Koleksi cerita pendeknya, The Lottery and Other Stories, yang pertama kali diterbitkan pada 1948, adalah salah satu karya paling ikoniknya. Meskipun cerita berjudul "The Lottery" adalah yang paling terkenal, koleksi ini secara keseluruhan memberikan pandangan mendalam tentang kehidupan berkeluarga, rasisme, dan horor yang tersirat dalam norma sosial. Pada esai ini, saya akan membahas tiga cerita utama dari koleksi buku tersebut—"After You, My Dear Alphonse", "The Renegade", dan "The Lottery"—serta tema-tema yang diangkat oleh Shirley untuk mengkritik masyarakat.

After You, My Dear Alphonse: Rasisme dalam Kehidupan Sehari-hari

Cerita "After You, My Dear Alphonse" menggambarkan rasisme yang muncul dalam latar domestik yang tampaknya biasa. Mrs. Wilson, seorang ibu rumah tangga, mengundang Boyd, seorang anak laki-laki Afrika-Amerika yang berteman dengan putranya, Johnny, untuk makan siang. Namun, di balik keramahannya, Mrs. Wilson menunjukkan sikap merendahkan dengan membuat asumsi tentang keluarga Boyd berdasarkan prasangka rasialnya. Misalnya, ia menganggap ayah Boyd pasti melakukan pekerjaan kasar dan mempertanyakan mengapa ibunya tidak bekerja, padahal ia sendiri juga tidak bekerja. Shirley dengan cerdas menunjukkan bahwa rasisme tidak selalu berbentuk kekerasan fisik, tetapi bisa hadir pada sikap dan perkataan sehari-hari yang merendahkan. Cerita ini mengungkap bahwa ruang domestik, yang sering dianggap sebagai tempat aman, bisa menjadi tempat yang penuh dengan kebencian implisit bagi mereka yang minoritas.

The Renegade: Tekanan Sosial yang Kejam

Dalam "The Renegade", Shirley mengeksplorasi tekanan sosial yang tak henti-hentinya dan dampaknya terhadap individu. Mrs. Walpole, karakter utama, mengetahui bahwa anjingnya, Lady, dituduh membunuh ayam tetangga. Sepanjang hari, ia bertemu dengan berbagai orang yang memberikan saran-saran mengerikan untuk "menyembuhkan" anjing tersebut, mulai dari kekerasan fisik hingga tindakan yang lebih sadis. Cerita ini menggambarkan bagaimana masyarakat bisa menjadi kejam dalam usahanya untuk menegakkan norma-norma sosial. Shirley menyoroti bahwa konformitas tidak hanya menuntut kepatuhan, tetapi juga mampu mendorong perilaku yang tidak rasional dan tidak manusiawi. Ketegangan yang terus meningkat pada cerita ini mencerminkan betapa sulitnya melawan ekspektasi kolektif masyarakat.

The Lottery: Horor dan Tradisi

Cerita paling terkenal dalam koleksi ini, "The Lottery", adalah puncak dari tema-tema yang diangkat Shirley. Berlatar di sebuah komunitas kecil, cerita ini menceritakan tentang lotere tahunan yang berakhir dengan kekerasan mengerikan. Warga desa mengikuti ritual ini tanpa mempertanyakan maknanya, hanya karena tradisi tersebut telah berlangsung lama. Shirley menggunakan cerita ini untuk mengkritik kepatuhan buta dan tradisi yang tidak masuk akal. Ia menunjukkan bagaimana masyarakat dapat menerima praktik yang mengerikan hanya demi mempertahankan status quo. Dengan menggabungkan elemen horor dan ironi, "The Lottery" mengajak pembaca untuk merenungkan bahaya dari mengikuti tradisi tanpa memahami esensinya, serta pentingnya menolak tekanan masyarakat untuk menyesuaikan diri.

***

Secara keseluruhan, The Lottery and Other Stories adalah koleksi cerita pendek yang memantik dan mengganggu pikiran. Shirley Jackson dengan piawai menciptakan suasana tidak nyaman dalam kehidupan sehari-hari, menggunakan ruang domestik sebagai latar untuk mengungkap kerapuhan masyarakat. Melalui cerita-cerita seperti "After You, My Dear Alphonse", "The Renegade", dan "The Lottery", ia mengeksplorasi tema rasisme, tekanan sosial, dan konformitas dengan cara yang halus tetapi mengena. Koleksi cerita ini tidak hanya membuat pembaca terhibur, melainkan juga sebagai kritik tajam terhadap perilaku manusia dan sistem sosial. Karya Shirley Jackson tetap relevan hingga saat ini dan sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin memahami kompleksitas sifat manusia melalui sudut pandang literatur.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.