Sampul Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme karya Franz Magnis-Suseno.
(Sumber gambar: goodreads.com)
Tulisan saya kali ini mengulas buku Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme karya Franz Magnis-Suseno (selanjutnya Romo Magnis), seorang filsuf dan teolog yang memberikan analisis mendalam tentang pemikiran Karl Marx. Buku ini penting karena menghindari jargon ideologis yang biasa digunakan untuk memuji atau mengutuk Marxisme, sekaligus memberikan gambaran utuh tentang latar belakang historis, intelektual, dan pribadi Marx. Pada konteks Indonesia, ketika isu komunisme sering dimanfaatkan secara politis, terutama menjelang pemilihan umum, buku ini menjadi panduan berharga untuk memahami Marxisme secara kritis dan objektif.
Konteks Historis dan Sosialisme Utopis
Pada abad ke-19, Revolusi Industri di Eropa membawa kemajuan ekonomi sekaligus ketidakadilan sosial yang mencolok. Kapitalisme, dengan eksploitasinya terhadap kelas buruh, memicu munculnya gagasan sosialisme. Romo Magnis memulai analisisnya dengan menjelaskan sosialisme utopis—cita-cita masyarakat adil yang digagas oleh tokoh seperti Thomas More dan Robert Owen. Namun, sosialisme utopis ini dianggap kurang realistis karena tidak didasarkan pada analisis sejarah atau ekonomi yang kuat. Marx, yang kritis terhadap pendekatan ini, mengembangkan apa yang disebut "sosialisme ilmiah", yang berpijak pada hukum-hukum sejarah dan kontradiksi dalam kapitalisme.
Evolusi Pemikiran Marx
Perkembangan pemikiran Marx tidak lepas dari pengaruh filsafat Hegel dan kritik agama Feuerbach. Dari Hegel, Marx mengadopsi dialektika—teori tentang pertentangan yang mendorong perubahan—dan menggunakannya untuk menjelaskan konflik kelas sebagai motor sejarah. Sementara itu, Feuerbach, dengan kritiknya terhadap agama sebagai proyeksi manusia, menginspirasi Marx untuk beralih dari kritik filsafat ke kritik masyarakat. Pada masa mudanya, Marx fokus pada konsep keterasingan (alienasi), ketika pekerja dalam sistem kapitalis kehilangan hubungan dengan hasil kerja mereka, sehingga menjadi sekadar alat produksi.
Teori Kelas dan Materialisme Sejarah
Pokok pemikiran Marx adalah teori kelas dan pandangan materialis tentang sejarah. Menurut Marx, sejarah adalah perjuangan antara kelas penguasa (borjuis) dan kelas tertindas (proletar), dengan negara berfungsi sebagai alat dominasi kelas penguasa. Dalam materialisme sejarah, basis ekonomi masyarakat—hubungan produksi—menentukan bangunan atasnya, seperti politik dan budaya. Romo Magnis menjelaskan bahwa Marx meyakini sosialisme sebagai keniscayaan sejarah, lahir dari kontradiksi internal kapitalisme, seperti ketimpangan kekayaan dan krisis ekonomi.
Kritik terhadap Kapitalisme
Marx mengkritik kapitalisme sebagai sistem yang eksploitatif dan tidak stabil. Dalam Das Kapital, ia menguraikan teori nilai-lebih, ketika keuntungan kapitalis berasal dari eksploitasi tenaga kerja buruh. Marx meramalkan keruntuhan kapitalisme akibat krisis berulang, seperti akumulasi modal yang berlebihan dan kemiskinan yang meningkat. Namun, Romo Magnis mempertanyakan ramalan ini, mengingat kapitalisme masih bertahan sampai kini melalui berbagai reformasi dan adaptasi.
Transformasi menjadi Marxisme
Pemikiran Marx kemudian berkembang menjadi "Marxisme", ideologi perjuangan kelas buruh yang diadopsi oleh gerakan seperti Internasionale I dan II serta Partai Sosial Demokrat Jerman. Tokoh seperti Friedrich Engels, Rosa Luxemburg, dan Lenin memperkaya Marxisme, meskipun dengan interpretasi yang berbeda. Romo Magnis juga membahas aliran alternatif seperti anarkisme dan sindikalisme, yang menawarkan pandangan beragam tentang sosialisme.
Kritik Franz Magnis-Suseno terhadap Marxisme
Sebagai seorang non-Marxis, Romo Magnis memberikan kritik tajam tetapi konstruktif. Ia mempertanyakan mengapa ramalan Marx tentang runtuhnya kapitalisme belum terwujud, serta konsep "negara hilang" dalam masyarakat sosialis. Menurutnya, sulit membayangkan masyarakat modern tanpa negara, dan ia juga meragukan apakah hubungan antarmanusia hanya bisa dipahami melalui lensa pekerjaan dan produksi. Kritik ini menunjukkan pendekatan objektifnya yang tidak sekadar menerima atau menolak Marxisme begitu saja.
Relevansi Pemikiran Marx Saat Ini
Meskipun Marxisme sebagai ideologi politik telah melemah pasca-runtuhnya Uni Soviet, gagasan Marx tentang eksploitasi, alienasi, dan perjuangan kelas tetap relevan dalam mengkritik kapitalisme global. Romo Magnis mengakui Marx sebagai pemikir besar, sebanding dengan Sigmund Freud, yang memberikan kontribusi penting bagi ilmu sosial dan filsafat. Dalam konteks Indonesia, di mana isu komunisme sering disalahgunakan, buku ini mengajak pembaca untuk memahami Marxisme secara kritis, bukan hanya sebagai momok politik.
***
Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme adalah karya yang berhasil menyajikan pemikiran Marx secara komprehensif dan kritis. Franz Magnis-Suseno tidak hanya menguraikan gagasan Marx tetapi juga menempatkannya dalam konteks kehidupan pribadi dan intelektualnya, sembari memberikan kritik yang memperkaya diskusi. Buku ini sangat relevan bagi siapa saja yang ingin memahami Marxisme tanpa terjebak dalam propaganda, terutama di tengah perdebatan politik kontemporer yang sering kali memanfaatkan isu komunisme untuk kepentingan sempit.