5 Manfaat Kenapa Kita Perlu Menangis, Meskipun Sudah Dewasa

Ilustrasi orang dewasa sedang menangis di samping temannya.
(Sumber: freepik.com)

Setiap manusia di dunia ini pasti memiliki masalah di hidupnya masing-masing. Jika masih kanak-kanak, saya merasa ketika ada masalah bisa sesuka hati menangis dan orang-orang dewasa di sekitar pasti akan memaklumi. Namun, jika orang dewasa yang tiba-tiba menangis karena ada masalah yang dipikirkannya, kemungkinan besar orang-orang yang melihatnya akan menganggapnya cengeng, baperan, atau tak tahu malu. Hal ini disebabkan karena masyarakat seringkali menuntut kita untuk tetap terlihat kuat dan tenang. Padahal, kehidupan dan segudang tanggung jawab, tekanan, serta tuntutan pekerjaan, bisa menjadi tantangan yang sangat besar bagi orang dewasa.

Dari masalah tersebut, saya pun—yang sudah dianggap dewasa oleh orang-orang sekitar dan umur di KTP—merasa bahwa menangis adalah respons alami dan wajar untuk menyikapi kesulitan dalam hidup. Kemudian, di artikel kali ini, saya akan mencoba menggali lebih dalam tentang pentingnya bagi orang dewasa untuk mengekspresikan emosinya melalui air mata. Selain itu, saya juga mencari sumber kredibel melalui kutipan dari para ahli.

1. Mengurangi stres

Dalam artikel berjudul The Science Behind Why We Cry—and Whether It Actually Makes Us Feel Better, Dr. Lauren Bylsma (seorang peneliti tentang tangisan emosional) berkata:

“When you cry, it sort of forces you to process your emotions and think about what’s bothering you and just sort of deal with that. It’s also a sort of cathartic release of emotional tension.” [1]

Stres yang dirasakan dalam tubuh bisa berdampak buruk pada kesejahteraan seseorang dan menyebabkan masalah kesehatan. Dengan begitu, menangis memiliki peran penting untuk mengurangi stres karena bisa melepaskan endorfin, yang bermanfaat untuk mengangkat suasana hati dan mengurangi perasaan stres. Selain itu, ini juga membantu dalam memulihkan keseimbangan emosional dan memberikan kenyamanan selama masa-masa terpuruk.

2. Melepaskan emosi

Dr. Judith Orloff, seorang psikiater dan penulis ternama, berpendapat bawa melepaskan emosi melalui tangisan itu sangat penting karena:

"Tears are your body’s release valve for stress, sadness, grief, anxiety, and frustration. Also, you can have tears of joy, say when a child is born or tears of relief when a difficulty has passed. In my own life, I am grateful when I can cry. It feels cleansing, a way to purge pent up emotions so they don’t lodge in my body as stress symptoms such as fatigue or pain. To stay healthy and release stress, I encourage my patients to cry. For both men and women, tears are a sign of courage, strength, and authenticity." [2]

Hidup ini memang sering membuat kita merasa stres, sedih, dan frustrasi. Namun, jika kita menekan emosi tersebut, dampaknya sangat buruk bagi kesehatan dan fisik kita. Lantas, dengan menangis, bisa memberikan jalan keluar yang dibutuhkan bagi perasaan-perasaan ini. Memberikan rasa lega pada emosi dan pikiran juga.

3. Koneksi dan empati

Dalam sebuah wawancara dengan The British Psychological Society, Ad Vingerhoets—profesor psikologi klinis—menyatakan peran air mata dalam hubungan antarmanusia:

"Crying is a social trigger for empathy – a communication system that signals to others ‘I need your help and support’." [3]

Dengan berbagi momen emosional dan air mata dengan orang terdekat seperti sahabat, pasangan, atau orang tua, dapat memperkuat hubungan sosial kita. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi cobaan atau masalah hidup yang sedang dialami. Selain itu, mencari kenyamanan dan pengertian dari orang yang kita percaya adalah hal normal dan sehat.

4. Sebagai tanda kekuatan

Dikutip dari situs enlightenedsolutions.com, menangis adalah tanda kekuatan karena:

"...it is a demonstration of a completely comfortable relationship with the self. Choosing to cry and feel is a choice in the interest of one’s emotional health. Choosing to cry is also choosing not to care about the opinions of others." [4]

Menangis bukanlah sikap bahwa seseorang mengaku kalah atau lemah, melainkan bukti kemampuan seseorang dalam menghadapi emosi dan tantangan hidupnya secara langsung. Sebab, dengan mengakui dan menerima bahwa air mata adalah respons alami dari tubuh, maka itu adalah tanda kekuatan.

5. Meningkatkan kesehatan mental

"Crying activates the body in a healthy way. Letting down one's guard and one's defenses and [crying] is a very positive, healthy thing. The same thing happens when you watch a movie and it touches you and you cry... That process of opening into yourself... it's like a lock and key," ujar Dr. Stephen Sideroff, psikolog klinis sekaligus asisten profesor di UCLA [5].

Ketika kita menahan dan menekan emosi, hal itu berdampak buruk bagi kesehatan mental. Namun, jika kita membiarkan diri menangis untuk sementara, ternyata itu bisa menjadi terapi untuk melegakan diri. Selain itu, dari menangis dapat memberikan kesempatan untuk memproses pengalaman pahit yang sedang dialami, melihat perspektif dari sudut pandang lain, dan meningkatkan kesejahteraan mental.

***

Di lingkungan yang menganggap bahwa orang dewasa haruslah kuat, membuat sebagian orang sering menyembunyikan emosinya sehingga ia menahan air matanya untuk jatuh. Namun, patut diingat bahwa menangis adalah bagian alami yang terjadi pada manusia—terlepas ia masih kanak-kanak atau sudah dewasa. Para ahli dan sumber yang kredibel pun memperkuat pentingnya orang dewasa untuk mengekspresikan emosinya melalui air mata supaya membuat dirinya bisa melepaskan emosi, mengurangi stres, dan meningkatkan kesehatan mental.

Lebih lanjut, daripada dianggap sebagai kelemahan, menangis adalah bukti tanda kekuatan emosional dan cara yang ampuh untuk memperkuat hubungan dengan orang lain. Lantas, ketika hidup kita penuh dengan masalah, sadarilah bahwa kekuatan air mata itu bukan sekadar hal yang baik, melainkan juga penting bagi kesehatan mental kita.



________________
Sumber artikel:
Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.