Helen dan Sukanta


Novel Helen dan Sukanta karya Pidi Baiq ini bercerita tentang Helen--sebagai orang asli keturunan Belanda--yang mencintai lelaki pribumi bernama Sukanta. Jika melihat konteks pada saat itu, ada kelas sosial yang memisahkan mereka sehingga hubungan mereka jadi rumit. Orang Belanda akan dianggap hina jika menikahi pribumi tetapi Helen tidak peduli. "Cinta datang dari hati, bukan kelas sosial yang bersifat duniawi," kurang lebih itu yang dipikirkan Helen.

Sebenarnya, ibunya Helen setuju saja terhadap hubungan asmara Helen dengan Ukan--panggilan Sukanta--, tapi tidak dengan ayah Helen yang masih menjaga wibawa sebagai orang Eropa; ditambah pengaruh adik ayahnya yang sangat rasis sehingga tak jarang Ukan mendapatkan ancaman akibat kedekatannya dengan Helen. Meskipun begitu, Helen tetap menjaga perasaannya untuk Ukan, bahkan ketika mereka berdua sudah berpisah jauh karena Helen harus bersekolah di luar kota. Namun, pada akhirnya, ia bisa menikah dengan Ukan dan berhasil melalui segala hambatan yang terjadi, khususnya yang berasal dari orang tuanya.

Dari novel ini, saya jadi bisa mengikuti perjalanan hidup Helen dan perasaannya yang lebih suka kepada tata cara dan budaya pribumi dibandingkan dengan gaya hidup Belanda. Sebab, ia memang lahir di Hindia Belanda dan sudah terbiasa berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Jadi, ketika Indonesia merdeka dan mulai muncul sentimen anti-Belanda (atau disebut Masa Bersiap), membuat Helen terpaksa meninggalkan Indonesia yang sudah dianggap tanah airnya. Dan, yang lebih menyedihkan, akibat perang yang terjadi, Helen jadi terpisah dengan Ukan selamanya. Di Belanda, Helen menghabiskan sisa hidupnya dan ia tidak menikah lagi karena Ukan selalu ada di hatinya.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.