Alex Ferguson: Leading


Buku berjudul Leading ini menjelaskan tentang cara dan prinsip Sir Alex Ferguson (selanjutnya SAF) sebagai manajer di empat klub sepak bola yang pernah ia tangani. Lebih khusus, ketika ia menjadi manajer Manchester United (1986-2013). Pada empat tahun pertama, ia memang belum bisa memberikan trofi dan hampir dipecat oleh para petinggi di sana. Namun, karena ia tetap percaya pada tekad dan keyakinannya, akhirnya Manchester United mendapatkan trofi pertama di bawah manajerialnya pada musim 1990/91. Kemudian, sampai ia pensiun, 38 trofi sudah ia raih dan menjadikannya salah satu manajer terhebat di Liga Primer Inggris.

Sir Alex Ferguson mengangkat trofi Liga Primer Inggris musim 2012/13 bersama para pemain Manchester United yang ikut merayakannya.
(Sumber: 90min.com)

Kedisiplinan dan profesionalitas adalah salah dua hal yang membuatnya bisa konsisten dalam mengatur klub yang ia pimpin. Ia tak ragu untuk menghukum pemain yang dirasa suka meremehkan waktu dan kebiasaan-kebiasaan yang merugikan klub dan pemain itu sendiri. Selain itu, ia juga harus bisa membedakan situasi antara keluarga dan klub sepak bola. Contohnya, pada awal 1990-an, salah satu anaknya, Darren Ferguson, menjadi pemain muda di Manchester United. Akan tetapi, karena Darren dirasa akan sulit berkembang di sana karena posisinya sudah diisi oleh pemain yang lebih andal, maka SAF pun menyarankan anaknya untuk bermain di klub lain. Lantas, Darren pun pindah ke Wolves. Keputusan itu ternyata membuat istrinya, Cathy, menjadi marah dan mengatakan bahwa ia tega "menjual" anaknya sendiri.

Darren Ferguson saat masih berseragam Manchester United.
(Sumber: dailystar.co.uk)

Di sisi lain, komentar pedas juga ditujukan kepada SAF. Salah satunya berasal dari Alan Hansen yang mengatakan, “You can’t win anything with kids” ketika pada pertengahan 1990-an, SAF banyak menurunkan pemain muda. Ternyata, kritikan tersebut malah terjadi sebaliknya. SAF mampu memenangkan trofi dengan pemain muda lulusan akademi Manchester United, seperti Beckham, Giggs, Neville bersaudara, Butt, dan Scholes. 

Sir Alex Ferguson bersama para pemain muda yang dijuluki Class of '92.
(Sumber: irishtimes.com)

Secara keseluruhan, buku ini sebenarnya bukan hanya tentang menjadi manajer di klub sepak bola, melainkan bisa diterapkan di segala faktor, baik untuk memimpin organisasi atau perusahaan dan mendisiplinkan diri sendiri.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.