Manchester United berhasil mengalahkan Burnley dengan skor 3-2.
(Sumber gambar: x.com/ManUtd)
Manchester United akhirnya meraih kemenangan perdana mereka di Liga Primer Inggris musim 2025/26. Kemenangan ini terjadi di pertandingan penuh drama melawan Burnley, tim yang baru saja promosi. Di bawah manajerial Ruben Amorim, Setan Merah berhasil mengamankan tiga poin penting dengan skor akhir 3-2, meskipun jalannya pertandingan tidak berjalan mulus. Selain sebagai penawar setelah kekalahan memalukan di Piala Carabao melawan Grimsby Town, kemenangan ini juga menandai harapan bagi tim yang sedang berjuang untuk menemukan irama permainan mereka.
Pertandingan di Old Trafford pada Sabtu (30/08/2025) berlangsung dengan situasi yang membuat para suporter MU deg-degan seperti biasanya, di mana drama VAR, gol bunuh diri, dan penalti di menit akhir menjadi elemen utama. MU memulai laga dengan semangat tinggi, menciptakan peluang emas sejak awal. Namun, penalti yang seharusnya diberikan di babak pertama setelah Kyle Walker dianggap melanggar Mason Mount, dibatalkan oleh VAR. Keberuntungan kemudian berpihak pada MU ketika sundulan Casemiro memantul ke Josh Cullen dan menghasilkan gol bunuh diri, membuat skor menjadi 1-0. Sayangnya, cedera Matheus Cunha di babak pertama menjadi pukulan telak. Penyerang baru senilai £62,5 juta ini, yang diharapkan menjadi andalan lini depan setelah mencetak 15 gol di musim sebelumnya, harus ditarik keluar karena cedera otot.
Di babak kedua, Burnley bangkit dan menyamakan kedudukan melalui Lyle Foster. Namun, MU langsung merespons kurang dari dua menit kemudian melalui tendangan Bryan Mbeumo, membuat skor 2-1. Gol ini menjadi momen penting, karena sebelumnya MU hanya mengandalkan gol bunuh diri dalam tiga pertandingan awal liga. Burnley pun tidak menyerah; mereka menyamakan skor menjadi 2-2 melalui Jaidon Anthony. Puncak drama terjadi di injury time, ketika VAR memutuskan penalti untuk MU setelah Anthony dianggap menarik baju Amad di kotak penalti. Bruno Fernandes, kapten tim, dengan tenang mengeksekusi penalti tersebut, memastikan kemenangan 3-2. Selebrasi Fernandes yang penuh emosi menunjukkan betapa krusialnya tiga poin ini bagi tim yang sedang dalam tekanan.
Bagi Ruben Amorim, kemenangan ini adalah napas segar di tengah badai kritik yang tertuju padanya. Pelatih berusia 40 tahun ini menekankan bahwa "satu-satunya cara memperbaiki situasi ini adalah dengan memenangkan pertandingan." Setelah kekalahan memalukan dari Grimsby di Piala Carabao, Amorim membutuhkan respons dari anak asuhnya untuk menstabilkan performa. Meskipun kemenangan ini diraih dengan susah payah, hasil ini bisa memberikan kepercayaan diri sementara bagi pemain MU. Selain itu, Amorim tampak tenang di sepanjang laga, bahkan tidak menyaksikan langsung eksekusi penalti Fernandes, melainkan mendengarkan reaksi dari stadion. Namun, performa tim yang goyah pada dua laga terakhir menimbulkan pertanyaan besar tentang arah tim ini. Apakah gaya permainan Amorim bisa bertahan di tengah kritik dan keraguan dari para suporter? Kemenangan ini, meski dramatis, belum sepenuhnya mengubah atmosfir negatif di MU, terutama menjelang jeda internasional. Tetapi, semangat juang tim yang tidak menyerah menjadi bukti bahwa ada potensi untuk bangkit.
Salah satu perhatian utama adalah penampilan Bryan Mbeumo, pemain baru senilai £65 juta yang akhirnya mencetak gol pertama MU oleh pemain mereka sendiri di Liga Primer. Mbeumo tampil tajam sejak awal, dengan kontrol bola yang indah dan peluang yang diciptakannya. Meskipun ada momen di mana pengambilan keputusannya kurang tepat (seperti memilih umpan alih-alih menembak sendiri), ia menjadi pusat kreativitas serangan MU. Golnya yang cepat setelah Burnley berhasil menyamakan kedudukan, menunjukkan insting predatornya, memanfaatkan umpan balik dari Diogo Dalot. Di sisi lain, cedera Cunha menjadi catatan negatif. Penyerang serba bisa ini diharapkan memberikan percikan api di lini depan, tetapi musimnya di Manchester ternyata tidak berjalan mulus: membentur tiang ketika melawan Fulham, gagal penalti melawan Grimsby, dan kini cedera. Kehilangan Cunha bisa memengaruhi kedalaman skuad, terutama jika Joshua Zirkzee masih belum menunjukkan performa terbaiknya.
Secara keseluruhan, kemenangan perdana Manchester United melawan Burnley di musim ini merupakan hasil memuaskan tetapi belum menjadi bukti konsistensi. Meskipun belum sempurna, hasil ini memberikan modal untuk membangun momentum. Bagi Amorim dan para pemain, ini bisa menjadi pengingat bahwa dalam sepak bola, kemenangan sekecil apa pun, bisa menjadi pemantik perubahan. Dengan jeda internasional di depan mata, MU memiliki waktu untuk mengevaluasi diri dan memperbaiki kelemahan mereka. Jika mereka bisa konsisten menunjukkan performa baik, musim ini masih bisa menjadi kisah sukses bagi Setan Merah.