Konflik Orang Tua dan Anak dalam 'Potret Keluarga'


Dalam kumpulan cerita Potret Keluarga karya Reda Gaudiamo, hubungan antara orang tua dan anak digambarkan sebagai sesuatu yang penuh dinamika, sering kali ditandai oleh konflik yang mencerminkan ketegangan antara nilai-nilai tradisional dan keinginan individu. Melalui kisah yang beragam, Reda mengeksplorasi berbagai penyebab konflik, seperti pendidikan, pemilihan pasangan, dan adat istiadat, serta bagaimana konflik tersebut diselesaikan. Tulisan saya kali ini akan menjelaskan konflik-konflik tersebut berdasarkan enam cerita (dari 16 cerita) yang terdapat dalam buku yang umumnya melibatkan penyerahan (submission) atau, dalam satu kasus, penarikan diri (withdrawal), untuk menyoroti kompleksitas hubungan keluarga.

Cerpen Ayah, Dini, dan Dia

Cerita ini menghadirkan dua konflik utama antara Dini dan ayahnya. Konflik pertama muncul dari keinginan Dini untuk kuliah di jurusan Seni Rupa ITB, yang ditentang ayahnya. Konflik ini diselesaikan melalui penyerahan, ketika ayah akhirnya mengalah dan mengizinkan Dini mengejar mimpinya. Konflik kedua terjadi ketika Dini ingin bersama Yos, tapi ayahnya menolak tanpa alasan jelas. Ketegangan memuncak pada dialog tajam mereka, namun akhirnya diselesaikan melalui kompromi, dengan Dini dan Yos menawarkan jalan tengah yang diterima ayahnya. Kedua penyelesaian ini menunjukkan perjuangan antara otoritas orang tua dan otonomi anak.

Cerpen Anak Ibu

Cerita ini mencatat enam konflik antara ibu dan anak perempuannya selama beberapa tahun (1978–2006), yang meliputi masalah pendidikan, karier, pernikahan, sampai perceraian. Misalnya, pada 2006, sang anak ingin bercerai karena perselingkuhan suaminya, tapi ibunya menentang, menganggap hal itu wajar. Semua konflik ini diselesaikan dengan penyerahan dari anak, yang selalu mengikuti kehendak ibunya. Pola ini menggambarkan dominasi ibu dan minimnya ruang bagi anak untuk menegaskan keinginannya.

Cerpen Tahun Ini

Konflik dalam cerita ini terjadi antara Nan dan ibunya, dipicu oleh keputusan Nan menghilang sebelum pernikahan dan menikahi lelaki lain. Kemarahan ibunya memuncak karena rasa malu, tapi konflik berakhir dengan penyerahan ketika ibu mengunjungi Nan dan suaminya menjelang Lebaran. Penyelesaian ini mencerminkan rekonsiliasi setelah perjuangan emosional yang berat.

Cerpen Potret Keluarga

Konflik antara Kanya dan ibunya berpusat pada pilihan pasangan Kanya, Jarot, yang kulitnya hitam sehingga menjadi masalah bagi ibu. Ketegangan terlihat saat makan malam keluarga, tetapi ibu akhirnya menyerah dan menerima keputusan Kanya. Penyerahan ini menandakan penerimaan meskipun ada prasangka awal.

Cerpen Perjalanan

Cerita ini menggambarkan konflik akibat pernikahan dan kehamilan anak tanpa mengikuti adat, yang membuat orang tua marah. Ketika anak menolak pulang, orang tua memilih dengan cara menarik diri, sehingga memutus komunikasi sepenuhnya. Penyelesaian ini menonjol sebagai pengecualian, menunjukkan efek serius dari pelanggaran norma budaya.

Cerpen Menantu

Konflik muncul ketika ibu menyarankan anaknya menikah dengan keturunan Tionghoa, tapi anaknya bersikeras memilih lelaki Jawa. Setelah perdebatan, si ibu menyerah pada keinginan anaknya. Penyelesaian ini kembali menegaskan pola penyerahan orang tua terhadap pilihan anak.

Cerpen Pada Suatu Pagi

Konflik antara ibu lanjut usia dan anak perempuannya terjadi karena perlakuan kasar si anak, seperti memaksa ibunya ke toilet dengan nada keras. Walau tersakiti, ibu memilih menyerah dan menerima perilaku tersebut. Cerita ini menggarisbawahi kerentanan orang tua dalam hubungan yang timpang.

***

Secara keseluruhan, Potret Keluarga menunjukkan bahwa konflik antara orang tua dan anak sering diselesaikan melalui penyerahan, dengan orang tua atau anak mengalah demi terjaganya harmoni. Hanya dalam cerpen Perjalanan kita melihat penarikan diri sebagai alternatif yang ekstrem. Pola ini menggambarkan pergeseran dinamika kekuasaan dalam keluarga, ketika otonomi individu sering kali menang atas otoritas tradisional, meskipun kadang dengan konsekuensi emosional yang berat. Karya Reda Gaudiamo ini mengajak kita merenungkan evolusi hubungan keluarga di tengah benturan nilai dan keinginan pribadi.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.