Memaknai Kebebasan dari Novela 'Rita Hayworth and Shawshank Redemption'


Sebelum saya membaca novela Rita Hayworth and Shawshank Redemption karya Stephen King, saya terlebih dulu menonton adaptasi filmnya yang berjudul The Shawshank Redemption (1994) pada 2016 silam. Lalu, setelah saya mencari tahu lebih lanjut, ternyata film tersebut adalah salah satu film terbaik yang pernah dibuat, bahkan IMDb pun menempatkannya di posisi pertama pada Top 250 Movies.

Karena kepopuleran filmnya itu, saya pun jadi penasaran dengan novelanya. Dan saya baru berkesempatan membacanya pada Maret tahun ini via Kindle. Lebih lanjut, novela ini berlatar tempat di Penjara Shawsank dan bagaimana King menggali secara mendalam konsep kebebasan di balik tembok penjara yang terbatas. King juga dengan bagus menonjolkan hasrat manusia tentang kebebasan, melampaui fisik dan psikis manusia yang terhalang oleh masalah yang dihadapinya. Kemudian, di artikel kali ini saya akan mengeksplorasi sedikit gambaran yang ada di novela tentang pentingnya kebebasan dan cara para tokohnya untuk mendapatkan kebebasan yang mereka dambakan.

Kebebasan fisik: Melepaskan diri dari rantai yang membelenggu

Saya berpendapat bahwa Penjara Shawsank merupakan lambang dari penahanan fisik yang diderita oleh para narapidana. Mereka setiap hari harus menjalani "rutinitas" yang telah ditentukan oleh peraturan penjara, tanpa satu pun dari mereka bisa menolaknya. Meskipun begitu, tokoh utama di novela ini—Andy Dufresne—yang bertekad melarikan diri dari penjara (akibat aksi kriminal yang tidak pernah ia lakuan), merupakan lambang dari hasrat manusia yang merindukan kebebasan fisik. Ia pun berkata, "Get busy living, or get busy dying," sebagai ungkapan terhadap masalah yang ia rasakan. Kemudian, Andy dengan penuh pertimbangan dan rencana mulai mencari jalan untuk keluar dari penjara secara diam-diam. Ini menandakan bahwa jiwa manusia akan berusaha keras untuk mendapatkan kebebasan fisik yang direbut oleh pihak berkuasa yang membelenggunya.

Kekuatan harapan untuk mencapai kebebasan

Saya rasa tema besar yang ada di novela ini adalah tentang "kekuatan harapan" bagi tokoh utamanya. Tekad Andy Dufresne dalam menatap masa depan yang penuh kebebasan dilambangkan dari poster Rita Hayworth yang ia pesan dari Red secara diam-diam. Dari poster tersebut membuat Andy dengan sabar menjalankan rencananya untuk membuat jalan keluar dari penjara sehingga ia akhirnya mendapatkan kebebasan yang ia dambakan. Lebih lanjut, ia pun berkata, "Hope is a good thing, maybe the best of things, and no good thing ever dies," sebagai ungkapan bagi keyakinannya yang kuat bahwa harapan adalah sesuatu yang tercipta melampaui batas psikologis dan fisiknya yang ada di penjara. Dari kalimatnya ini, bukan hanya membangkitkan semangat bagi dirinya sendiri, melainkan menginspirasi orang-orang di sekitarnya, termasuk Red, untuk mencari makna kebebasan sesuai versi masing-masing.

Ikatan persahabatan untuk menuju kebebasan

Di novela ini, persahabatan antara Andy Dufresne dan Red merupakan faktor penting dalam mendapatkan kebebasan yang mereka harapkan. Meskipun banyak rintangan yang mereka hadapi, dari melawan tingkah semena-mena dari gang narapadina berjuluk "The Sisters" sampai para sipir yang memanfaatkan keahlian Andy dalam mengatur finansial bagi mereka, membuat Red semakin yakin kepada Andy dan berefek kepada persahabatan mereka yang semakin kuat. Red pun berkata, "I hope Andy is down there. I hope I can make it across the border. I hope to see my friend and shake his hand. I hope the Pacific is as blue as it has been in my dreams. I hope," sebagai ungkapan terhadap ikatan persahabatannya dengan Andy; setelah Andy berhasil keluar dari penjara dengan menggali lubang dari balik poster yang ada di dinding penjaranya. Dengan begitu, melalui persahabatan antara Andy dan Red, King menggambarkan bahwa kebebasan bisa ditemukan dari orang-orang sekitar yang dapat dipercaya, bukan hanya dari pelarian fisik.

Efek psikologis akibat terlalu lama berada di penjara

Di samping penjara fisik, novela ini menampilkan efek psikologis bagi narapidana yang sudah "nyaman" berada di penjara. Tokoh tersebut bernama Brooks Hatlen, seorang narapidana yang telah menghabiskan puluhan tahun hidupnya di balik tirai besi dan malah merasa seperti tak memiliki makna hidup setelah dibebaskan secara resmi dari penjara. Karena telah lama jauh dari dunia luar, ia pun merasa bingung dan bising ketika ia sudah bebas dan bertemu orang-orang di jalan atau tempat publik lainnya. Ini menandakan bahwa akibat efek penahanan jangka lama bisa membuat seseorang merasa "asing" dari kebebasan itu sendiri. Meskipun setelah itu Brooks mendapatkan pekerjaan sebagai pengemas di sebuah pasar swalayan, ia tetap merindukan kehidupannya di Penjara Shawsank. Nasib menyedihkan Brooks tersebut menjadi gambaran tentang pentingnya sistem rehabilitasi yang baik supaya mantan narapidana bisa kembali berperan dan beradaptasi di dalam masyarakat.

***

Rita Hayworth and Shawshank Redemption karya Stephen King merupakan novela yang menjelajah tentang makna kebebasan dari berbagai faktor dan aspek psikologis. Melalui kejadian-kejadian yang dialami oleh beberapa tokohnya, seperti Andy Dufresne, Red, dan Brooks Hatlen, novela ini menyoroti kerinduan manusia tentang kebebasan, usaha mereka untuk mencapainya, efek persahabatan, dan dampak dari kebebasan yang telah didapatkan. Dengan demikian, kisah ini mengingatkan kita bahwa di situasi yang paling menyedihkan sekalipun, akan selalu ada harapan untuk mencapai kebebasan atau kebahagiaan yang diinginkan.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.