'Maybe You Should Talk to Someone' oleh Lori Gottlieb


Buku berjudul Maybe You Should Talk to Someone ini membuat saya bisa memahami permasalahan manusia yang begitu kompleks dan tak jarang dapat memengaruhi mentalnya. Lori Gottlieb, sebagai penulis, menjelaskan pengalamannya ketika menjadi psikiater dan membantu pasiennya untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan mereka; dan bahkan ketika Lori sendiri yang menjadi pasien dan menceritakan permasalahan kepada psikiater yang dirasa tepat untuknya. Jadi, psikiater bertemu psikiater? Tentu saja, karena mereka juga manusia yang membutuhkan pertolongan orang lain.

Ada empat kisah dari pasien yang diceritakan di sini. Pertama, dari John yang memiliki masalah dengan istrinya dan trauma masa lalu yang terjadi kepada anak laki-lakinya. Kedua, dari Julie yang mengidap kanker dan berusaha untuk selalu semangat menjalani hidup. Ketiga, dari Charlotte yang memiliki kecanduan terhadap alkohol dan rasa penasarannya terhadap lelaki yang ia temui. Dan terakhir dari Rita, wanita berumur hampir tujuh puluh tahun, yang memiliki masalah kepada anak-anaknya dan tiga mantan suaminya sehingga ia pun merasa kesepian. Kemudian, untuk kisah dari Lori sendiri adalah ketika ia merasa terkejut dan belum bisa menerima kenyataan karena tiba-tiba saja sang pacar memutuskan hubungan, padahal sebelumnya hubungan mereka baik-baik saja.

Ilustrasi seorang psikiater yang sedang mendengarkan keluh kesah dari pasiennya.
(Sumber: freepik.com)


Dari kisah-kisah tersebut, kita akan mengetahui proses bagaimana akhirnya mereka bisa menemukan jalan keluar dan ketenangan diri dalam menyikapi permasalahan hidup yang pasti terjadi. Selain itu, yang membuat buku ini menyenangkan untuk dibaca adalah Lori menunjukkan perpaduan dari kebijaksanaan dan kecerdasannya berdasarkan pengalamannya menjadi seorang psikiater. Penyampaian saran kepada pasiennya pun mudah dipahami dan tak pernah ada kesan untuk menceramahi mereka; sehingga sebagai pembaca, kita tidak merasa bosan. Secara keseluruhan, Lori Gottlieb membawa kita tidak hanya untuk mengetahui isi kepala seorang psikiater, melainkan ia menuntun kita untuk memahami perasaan dalam hatinya.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.