Cinta berbeda agama, lalu tidak disetujui oleh keluarga besar masing-masing pasangan, itu sudah sering saya dengar. Eh, ketika sudah seagama, tapi berbeda pemahaman/penafsiran dalam menjalani perintah agama, ternyata cinta pun masih menemui kendala untuk mendapatkan restu keluarga besar. Inilah yang dirasakan oleh Fauzia dan Miftah ketika mereka ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan di dalam novel Kambing dan Hujan.
***
Kisah dimulai ketika Fauzia sudah cukup lama menunggu kedatangan Miftah di dekat halte. Ternyata, ia sudah bersiap sambil membawa tas besar untuk kabur dari rumah; secara tidak langsung berarti kawin lari. Ketika Miftah datang, ia mencoba meyakinkan Fauzia untuk membatalkan rencana tersebut dan mencari cara lain yang lebih baik. Ia khawatir, permasalahan yang dilaluinya akan semakin sulit jika mereka berdua kabur dari rumah, sehingga ia membujuk Fauzia untuk bersama-sama kembali pulang menggunakan motornya.