Manchester City mengalahkan Manchester United dengan skor 3-0 di Stadion Etihad.
(Sumber gambar: x.com/ManCity)
Pada pertandingan derby yang berlangsung pada Minggu (14/9/2025), Manchester City berhasil mengalahkan Manchester United dengan skor telak 3-0. Kemenangan ini menunjukkan dominasi taktis City, yang mampu memanfaatkan ruang di lapangan dengan cerdas. Artikel ini akan berusaha menjelaskan bagaimana strategi City, di bawah manajerial Pep Guardiola, berhasil mengatasi formasi defensif MU dan memanfaatkan celah di lini tengah dan pertahanan lawan.
Strategi Taktis Manchester City
Manchester City menggunakan formasi 4-3-3 yang berubah menjadi 3-1-3-3 saat menyerang. Pemain seperti Nico O’Reilly atau Jeremy Doku bergerak ke dalam lapangan, menciptakan kelebihan jumlah pemain di area tengah. Taktik ini memungkinkan City untuk mengendalikan ruang antara lini tengah dan pertahanan MU, yang menggunakan formasi 5-4-1 untuk bertahan.
Salah satu kunci keberhasilan City adalah kemampuan mereka untuk memanipulasi posisi bek tengah lebar MU, seperti Leny Yoro dan Luke Shaw. Dengan pergerakan terkoordinasi dari Tijjani Reijnders, Phil Foden, dan O’Reilly atau Doku, City mampu menciptakan "kantong ruang" (pockets of space) yang menjadi ciri khas strategi Guardiola. Sebagai contoh, dalam satu situasi, Reijnders menarik Shaw ke sisi lapangan, membuka celah untuk Foden menyerang ruang kosong. Meskipun beberapa umpan akhir tidak sempurna, pendekatan ini terus-menerus menempatkan MU dalam posisi sulit.
Kegagalan Pressing Manchester United
MU berusaha menerapkan pressing tinggi untuk mengganggu permainan City, terutama dengan menargetkan Rodri dan Foden. Namun, strategi ini gagal karena kelebihan jumlah pemain City di lini tengah. Fernandes menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk menugaskan satu gelandang untuk menekan Rodri dan satu bek menjaga Foden. Namun, pergerakan Doku atau O’Reilly ke posisi sempit menciptakan situasi dua lawan satu, yang membingungkan Ugarte dan Fernandes. Hal ini terlihat jelas pada gol pembuka City, di mana miskomunikasi antara Yoro dan Fernandes memungkinkan Foden mendapatkan ruang untuk mencetak gol melalui sundulan setelah umpan dari Doku.
Peran Pemain Andalan Manchester City
Phil Foden menjadi pusat permainan City, dengan kemampuannya mengeksploitasi ruang di belakang lini tengah MU. Pergerakan Doku dan O’Reilly juga krusial, karena mereka mampu mengacaukan struktur pertahanan MU. Erling Haaland berperan penting untuk menarik bek seperti Matthijs de Ligt lebih ke dalam, sehingga membuka ruang untuk rekan-rekannya. Kombinasi passing yang akurat dan pergerakan tanpa bola dari City membuat MU kesulitan mempertahankan organisasi pertahanan mereka.
Pelajaran dari Kekalahan
Kekalahan ini menyoroti kelemahan taktis MU ketika menghadapi tim dengan pendekatan permainan posisi seperti City. Meskipun MU memiliki taktik untuk pressing, miskomunikasi dan manipulasi ruang oleh City membuat rencana tersebut tidak efektif. Sebaliknya, City menunjukkan mengapa mereka tetap menjadi salah satu tim terbaik di dunia, dengan kemampuan untuk menciptakan dan memanfaatkan ruang secara konsisten.
Seperti yang dikatakan Guardiola dalam konferensi pers, fokus pada "kantong ruang" adalah inti dari filosofi permainannya. Selain untuk meraih tiga poin, kemenangan ini juga merupakan hasil sempurna dari taktik yang telah diasah selama bertahun-tahun. Bagi MU, pertandingan ini menjadi pengingat bahwa mereka perlu meningkatkan koordinasi dan fleksibilitas dalam memilih taktik untuk bersaing dengan tetangga mereka yang superior secara teknis.