Membaca Kesederhanaan dan Kerendahan Hati Bung Hatta


Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya ditulis oleh Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi'ah Hatta, dan Halida Nuriah Hatta, memberikan gambaran tentang kehidupan dan nilai-nilai yang dianut oleh salah satu tokoh Indonesia paling disegani, Mohammad Hatta. Melalui sudut pandang ketiga putrinya, buku ini mengungkap rangkaian kisah sehari-hari dan ajaran mendalam Bung Hatta tentang kesederhanaan, kejujuran, dan kerendahan hati, baik dalam kehidupan pribadi maupun ketika menjadi pejabat negara.

Bung Hatta bersama sang istri, Rahmi Hatta.
(Sumber: pinterest.co.uk)

Dari ingatan mereka paling awal, ketiga putri tersebut mengingat pelajaran yang diberikan oleh orang tua mereka untuk menanamkan rasa hormat dan empati kepada orang lain. Istri Bung Hatta, Rahmi, suka mengajak anak-anaknya untuk mengenal dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar, dengan menekankan pentingnya kerendahan hati dan rasa syukur. Pembinaan sejak dini ini mengajarkan nilai-nilai yang akan membentuk karakter mereka di masa dewasa.

Kesederhanaan adalah prinsip utama yang dipegang Bung Hatta. Ia percaya bahwa hidup sederhana bukan hanya tentang kebaikan, melainkan sebagai pelindung diri dari sikap-sikap amoral, seperti korupsi. Dengan menjauhi sikap bermewah-mewah, Bung hatta memberikan contoh bahwa kepuasan hidup yang sejati datang dari pengabdian yang dirasakan manfaatnya oleh orang lain, bukan mengejar harta atau kekayaan.

Selain itu, komitmen Bung Hatta terhadap kejujuran, tidak hanya mencakup dari perilaku pribadinya melainkan juga sebagai etika yang ia lakukan dalam pekerjaan sehari-hari. Ia menolak tindakan-tindakan yang bertentangan dengan prinsipnya, bahkan jika hal itu berarti mengabaikan privilese sehingga menyusahkan dirinya sendiri. Seperti kisah yang diceritakan dalam buku, yaitu ketika adik Bung Hatta mengeluh lamanya pemasangan jaringan telepon di rumahnya. Lalu, sang adik memintanya supaya mengirim memo dengan mengatasnamakan Bung Hatta sebagai pejabat negara; dengan niat agar pemasangan telepon di rumah adiknya didahulukan. Lantas, Bung Hatta menolak secara tegas karena tindakan tersebut sudah menyalahi aturan dan merugikan orang lain. Dari sikap dan ketaatannya yang kuat terhadap standar etika, membuatnya mendapatkan rasa hormat dan kekaguman dari orang-orang yang mengenalnya.

Pendekatan Bung Hatta dalam mengasuh anak juga mencerminkan nilai-nilai kerendahan hati dan kasih sayang. Daripada memanjakan ketiga putrinya dengan harta benda, ia mengutamakan pengalaman yang bisa memperkaya pikiran dan jiwa mereka, seperti mengunjungi situs-situs bersejarah atau museum dan bertukar pikiran dari buku yang sudah dibaca. Dari sikapnya itu, Bung Hatta berupaya menumbuhkan rasa ingin tahu dan menghargai tentang dunia sekitar.

Lebih jauh lagi, kerendahan hati Bung Hatta bisa dilihat dari pergaulannya dengan orang-orang yang memiliki beragam latar belakang. Ia suka memperlakukan pedagang kecil dengan rasa hormat yang sama seperti yang ia lakukan kepada pejabat-pejabat tinggi. Penolakannya untuk menawar harga kepada pedagang kecil (karena di supermarket, orang-orang secara sukarela membayar dengan harga yang sudah ditetapkan), menunjukkan keyakinannya tentang pemerataan ekonomi yang adil, yang didasarkan pada belas kasih dan empati.

Dalam kehidupannya sebagai pejabat negara, Bung Hatta menunjukkan kecerdasan dan kebijaksanaan yang tajam setiap memutuskan sesuatu, terutama tentang dasar negara. Pada zaman itu, banyak ideologi yang muncul dan diajukan sebagai ideologi negara Indonesia. Lalu, Bung Hatta mengevaluasi dan memikirkan tentang ideologi tersebut serta penerapannya dalam konteks Indonesia. Ia menolak dogma dan pemikiran yang kaku, sehingga ia menganjurkan supaya dasar negara itu selaras dengan tantangan dan aspirasi yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia di masa kini dan mendatang.

Menjelang akhir hayatnya, Bung Hatta berpesan kepada keluarganya supaya mengutamakan kesejahteraan banyak orang di atas keuntungan pribadi. Sikap tidak mementingkan diri sendiri dan dedikasinya terhadap kemaslahatan umum menjadi inspirasi bagi generasi mendatang, mengingatkan kita bahwa kemuliaan sejati terletak pada pelayanan terhadap kemanusiaan.

***

Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya merupakan buku yang memberikan wawasan berharga tentang kehidupan dan prinsip seorang tokoh terkemuka yang pemikiran-pemikirannya terus bergema di hati dan pikiran masyarakat Indonesia. Melalui kesederhanaan, kejujuran, dan kerendahan hati, Bung Hatta meninggalkan warisan tentang kepemimpinan sejati dan pengabdiannya yang sangat bermanfaat bagi banyak orang. Menerangi jalan menuju masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.