Ubur-Ubur Lembur

Sumber gambar: goodreads.com

Buku Raditya Dika berjudul Ubur-Ubur Lembur ini bercerita tentang asmara, pertemanan, pilihan hidup (karier), dan pengalamannya sebagai orang yang bekerja di dunia hiburan (entertainment). Yang menjadi perhatian saya adalah dua ceritanya yang berjudul "Ubur-Ubur Lembur" dan "Percakapan dengan Seorang Artis".

"Ubur-Ubur Lembur" menceritakan tentang pengalaman Radit yang setelah lulus kuliah, ia berprofesi sebagai pegawai kantoran dan bekerja secara shift. Di lingkungan kerjanya itu, ia bertemu senior yang suka mengerjainya, salah satunya ketika ia disuruh membelikan payung padahal saat itu sedang tidak hujan. Merasa direndahkan, ia pun masuk ke dalam toilet kantor untuk merenungi pilihan hidupnya. Lantas, ketika buku pertamanya yang berjudul Kambing Jantan mulai dicetak dan dijual di toko buku, ia yakin tentang pilihan kariernya sebagai penulis. Lalu, ia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai kantoran.

Meskipun ia berasal dari keluarga menengah ke atas, pilihannya untuk menjadi penulis dilalui dengan proses. Ia merasa jika karier itu biasa arahnya vertikal (kenaikan pangkat), ia membuatnya jadi horizontal. Jadi, karena pada dasarnya ia adalah pencerita, maka karier lainnya yang ia coba selain menjadi penulis buku adalah menjadi penulis skenario film dan serial TV, sutradara, serta aktor. Sehingga, pekerjaannya saat ini adalah hobi yang dibayar.

Selain itu pada judul "Percakapan dengan Seorang Artis", ia menceritakan tentang obrolannya dengan Prilly Latuconsina. Mereka berdialog tentang kehidupan artis yang sebenarnya. Prilly pun menjelaskan ia suka curiga jika ada seseorang yang tiba-tiba dekat dengannya karena ia merasa orang tersebut mendekatinya hanya untuk mendapatkan kepopuleran atau pansos (panjat sosial). Meskipun begitu, Prilly merasa apa yang diraihnya sejauh ini adalah berkat para penggemarnya yang selalu memberikan dukungan. Jadi, ketika ada salah satu penggemarnya yang ingin berfoto atau rela menunggunya di lokasi shooting, ia dengan senang hati menerima ajakan tersebut. Di sisi lain, para artis yang lingkungannya diliputi dengan keramaian penggemar dan sorot kamera, ternyata merasakan juga kesepian. Itulah yang terkadang dirasakan Prilly, begitu juga Radit (karena buku ini ditulis sebelum ia menikah).

***

Dari Ubur-Ubur Lembur, Raditya Dika mengajak pembaca untuk mengikuti perjalanan hidupnya yang kompleks tetapi dibumbui dengan humor. Melalui karakter yang mudah diingat, jalan cerita yang menarik, dan penceritaan yang lucu, ia mengangkat tema tentang karier, asmara, dan perkembangan pribadi menggunakan humor dan hati. Pada akhirnya, buku ini lebih dari sekadar komedi, melainkan pengingat untuk menemukan kegembiraan dan makna dalam perjalanan hidup.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.