Novel Moxie yang ditulis oleh Jennifer Mathieu ini adalah novel remaja yang mengangkat isu kekerasan seksual dan feminisme. Karakter utamanya adalah Vivian Carter. Ia sudah muak dengan sikap sebagian anak lelaki yang sok keren dan bisa berbuat sesukanya kepada siswa perempuan di sekolah. Salah satu anak lelaki yang dimaksud adalah Mitchell Wilson. Mitchell adalah atlet football yang hebat sekaligus anak kepala sekolah. Ia merasa dengan bakat dan relasinya, bisa sesuka hati merendahkan perempuan. Lantas, secara diam-diam, Vivian membuat zine berjudul "Moxie" supaya para siswa perempuan harus berani menentang dan lantang bersuara ketika dilecehkan atau direndahkan oleh para lelaki bejat, termasuk dari pihak guru sendiri.
Awalnya, zine yang dibuat Vivian masih belum mendapatkan respons luar biasa karena sebagian besar siswa perempuan takut akan dihukum jika melakukan aksi di luar peraturan sekolah. Namun, secara perlahan dan memang ada bukti bahwa banyak tindakan yang merendahkan perempuan dan pelecehan seksual di sana, para siswa perempuan mulai ikut meramaikan protes berdasarkan ajakan dari "Moxie". Aksi tersebut mulai dari membuat tulisan "Moxie" di tangan sampai melakukan demonstrasi besar-besaran sebagai bentuk solidaritas.
Secara keseluruhan, novel ini seru untuk dibaca dan bisa menambah pemahaman kita bahwa pelecehan seksual memang bisa terjadi dari lingkungan terdekat, seperti sekolah. Selain itu, meskipun isu besar di sini adalah feminisme, bukan berarti feminisme yang ditampilkan adalah bentuk dari aksi antilelaki, melainkan supaya para perempuan berani berbicara dan memprotes jika ada hal-hal yang melecehkan dan merendahkannya. Sebab, ada momen Vivian jatuh cinta dengan siswa baru bernama Seth. Seth dianggap sebagai lelaki yang tidak suka bergaul dengan sirkel Mitchell Wilson; ia pun dengan senang hati mendukung aksi Vivian dalam menyebarkan "Moxie" sehingga para siswa perempuan di sana sadar untuk terus melawan tindakan yang merugikan perempuan.
