Petualangan Don Quijote (Jilid Satu)


Saya tahu tentang kisah Don Quijote karya Miguel de Cervantes sekitar tiga tahun lalu karena ia adalah salah satu novel klasik paling terkenal yang pernah ditulis. Sayangnya, saat itu ketika saya ingin mulai membacanya, sangat sulit mencari yang berbahasa Indonesia, versi lengkapnya masih belum tersedia; yang ada versi bahasa Inggris dan harus beli di luar negeri. Pada 2019, ternyata Penerbit Pustaka Obor meluncurkan novel ini versi bahasa Indonesia hasil dari kerjasama dengan Kedutaan Besar Spanyol dan diterjemahkan oleh Apsanti Djokosujatno. Saya pun baru berkesempatan membelinya pada tahun ini.

Karena jumlah halamannya yang sampai seribu lebih, maka buku ini dibagi menjadi dua jilid. Di jilid pertama ini, dikisahkan karena Don Quijote sering membaca novel-novel ksatria, membuatnya jadi sulit membedakan mana dunia nyata dan dunia hasil rekaan di dalam novel. Ia pun merasa menjadi ksatria sepenuhnya sejak selesai membaca novel-novel tersebut. Dari mulai mempersiapkan kuda sampai peralatan berperang dan baju zirah, lantas ia memutuskan untuk berkelana. Selain itu, ia juga ditemani oleh pelayannya yang bernama Sancho Panza.

Mereka berdua berpetualang ke daerah-daerah yang dianggap membawanya akan berhadapan dengan musuh. Dan, musuh pertamanya adalah sekumpulan monster. Itu jika dalam perspektif Don Quijote. Karena, yang sebenarnya dianggap monster adalah kumpulan kincir angin. Sancho sudah memperingatkannya bahwa mereka bukan monster, tapi Don Quijote tetap bersikeras melawannya.

Dari imajinasi gilanya itu, mereka berdua pun akan mendapatkan berbagai masalah. Bayangkan saja, orang biasa dan tak bersalah yang lewat di dekat Don Quijote, ia menganggap orang tersebut adalah musuh atau penyihir, kemudian langsung menyerangnya. Kejadian tersebut banyak terjadi di cerita ini. Namun, selain imajinasi gila, setiap tokoh di dalam cerita akan memiliki latar belakangnya masing-masing. Ada juga kisah ketika para tokohnya membacakan novel yang ditemukannya, jadi saya merasa membaca novel di dalam novel.

Secara keseluruhan di jilid pertama novel ini, karena ini adalah novel modern pertama yang dibuat pada abad ketujuh belas, saya merasakan keseruan dari Don Quijote, Sancho Panza, dan tokoh-tokoh lainnya di dalam cerita. Membuat saya jadi berpikir juga, betapa buku-buku yang kita baca jadi berpengaruh ke dunia nyata jika kita tidak bisa membedakan antara dunia fiksi dengan yang asli.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.