Sumber gambar: istockphoto.com
Saya pertama kali mengenalnya dari sebuah grup WhatsApp dan tidak pernah menyangka ia akan menjadi pacar saya. Grup WhatsApp yang dimaksud adalah sebuah grup yang kebanyakan diisi oleh mahasiswa dan mahasiswi yang berada di bawah angkatan saya, bisa dibilang saat itu saya adalah salah dua mahasiswa senior yang bergabung di grup tersebut; satu lagi adalah teman dekat saya.
“Oke, masukin aja nomor gue ke dalam grup. Seenggaknya, gue jadi bisa berkenalan dengan teman-teman di angkatan yang berbeda tiga tahun di bawah kita. Hehe,” jawab saya setelah teman saya itu menanyakan apakah saya ingin bergabung ke dalam grup diskusi tersebut atau tidak.
Teman saya itu membentuk grup tersebut, seingat saya, supaya ia bisa mengenal lebih jauh anggota organisasi yang sama-sama kami ikuti yang kebetulan adalah para mahasiswa yang berbeda tiga tahun di bawah kami. Ia memang mudah bergaul dengan siapa saja di lingkungan kampus, khususnya yang mengikuti organisasi yang digelutinya. Karena keahlian bergaul yang dimilikinya tersebut, saya berusaha untuk mudah bergaul juga dengan para junior.