Summber gambar: 9gag.com
Di sudut kamar kosnya, dia sedang duduk termenung. Memikirkan tentang apa yang selanjutnya harus dia lakukan. Dia adalah mahasiswa semester akhir yang berarti sudah memasuki tahap penyusunan skripsi. Namun, dalam diamnya, dia mencari tahu apa yang membuatnya berbeda dari ribuan mahasiswa satu angkatan di kampusnya.
Seharusnya ada “kelebihan” yang dia miliki di antara ribuan mahasiswa yang lain. Tapi apa?, dia berpikir keras. Pikirannya melayang ke awang-awang, bertanya tentang “sesuatu” yang bisa membuatnya merasa lebih pantas dan berharga supaya mendapatkan peluang atau kesempatan setelah lulus nanti.
Sudah sepuluh menit dia berpikir, tetapi masih saja dia belum menemukan jawabannya. Di semester yang sudah bukan menjadi mahasiswa baru lagi ini, dia merasakan bahwa skripsi seperti hantu yang selalu menggentayangi sambil berkata, “Selesaikan aku! Cepat! Jangan malas!”. Kemudian, tiba-tiba ada sebuah rasa penyesalan yang muncul di dalam pikirannya ketika dia masih menjadi mahasiswa baru, dia tidak pernah mengikuti kegiatan apapun di kampus. Dia merasa saat itu memiliki banyak alasan untuk menolak, sehingga dia merasa seperti sibuk sendiri; hanya pergi ke kampus, lalu segera pulang ke kamar kos ketika mata kuliah selesai. Apalagi setiap ada seminar atau kuliah umum yang diadakan oleh pihak kampus, dia selalu absen dan berpikir bahwa kegiatan tersebut tidak ada hubungannya dengan fokus ilmu yang dia jalani saat itu.