Kamu sedang berada di depan layar laptop. Di sana, kamu ditemani buku, kasur, ponsel, gitar, jam dinding, kipas angin, dan lain-lainnya yang kamu yakin tak perlu untuk disebutkan semuanya karena kamu merasa yang akan membaca tulisan ini pun tak akan peduli.

Apa yang sedang kamu lakukan di depan laptop?

Jika dilihat dari kebiasanmu yang sering terjaga sampai larut malam, bahkan tak jarang juga sampai bergadang, kamu sedang mengerjakan tugas kuliahmu. Tugas kuliah yang sebenarnya jika tidak dikerjakan, tidak akan dimarahi oleh dosen karena mereka merasa kalau kamu sudah dewasa. Namun, karena kamu tidak mau dan tak akan pernah mau mengulang mata kuliah di tahun depan serta karena itu adalah tanggung jawabmu kepada orangtuamu yang telah membiayaimu, jadilah kamu mulai mengetik di Ms. Word untuk mulai mengerjakan tugasmu itu.

Di luar rumah pasti sedang dingin dan gelap, tapi karena kamu berada di kamarmu sendiri, kamu jadi tidak merasakan itu. Suasana hening dan sepi inilah yang menjadi kesukaanmu untuk mengerjakan tugas karena kamu merasa bisa berpikir lebih tenang.

Lihat juga keduaorangtuamu. Mereka berada di kamarnya dan sedang tidur pulas karena seharian telah berlelah-lelah mencari uang untuk mencukupi kehidupanmu, termasuk biayamu di kampus. Dengan begitu, saat kamu merasa lelah karena tugas kuliah menumpuk, kamu bisa jadi ingat perjuangan orangtuamu dalam memberikan biaya pendidikanmu selama ini yang mana biaya tersebut sangat besar, sehingga semangatmu untuk menyelesaikan kuliah semakin besar juga.

Dari renunganmu malam ini, kamu pun jadi tersadar untuk selalu fokus kepada aktivitasmu sebagai mahasiswa dan mencoba untuk tidak mengeluh dengan apa yang terjadi di kehidupanmu. Kamu menjadi lebih bersyukur kepada nikmat yang diberikan oleh-Nya. Dan yang terakhir, kamu mulai mengerjakan tugasmu lagi karena kamu menulis tulisan ini sebagai selingan untuk menghilangkan rasa jenuh yang muncul di otak.

Sabtu datang lagi (12/12/2015). Itu adalah jadwal gue untuk pulang ke rumah. Meninggalkan urusan kuliah sejenak dan menikmati akhir pekan di rumah tercinta bersama kedua orang tua dan menikmati masakan yang dibuat oleh Ibu.

Sebenarnya selain Sabtu, gue bisa pulang ke rumah pada Jumat malam. Akan tetapi, karena kemarin Jumat (11/12/2015) ada tugas kuliah yang harus diselesaikan sampai sore, jadi gue berencana pulang Sabtu pagi.

Yah, rencana hanyalah rencana. Gue yang memutuskan pulang Sabtu pagi, karena ternyata setelah salat Subuh, gue tidur lagi dan akhirnya bangun siang, jadi gue berangkat dari kamar kos menuju stasiun kereta pukul 14.30 WIB.

Stasiun yang gue tuju adalah Stasiun Pondok Ranji─stasiun yang sudah sering gue datangi sejak kuliah di UIN Jakarta. Untuk ke sana, gue menaikki angkot S10. Kenapa angkot? Karena kalau menaikki helikopter berarti gue sedang bermimpi. Ada hal yang menarik setiap gue menaikki angkot jurusan tersebut, eh gak menarik juga sih, tapi lumayan ngeselin. Hal tersebut adalah ketika jalanan macet dekat palang pintu kereta api dan di saat itu juga ada beberapa pemuda, terkadang ada satu pemudi, yang berpenampilan model anak punk. Nah, di kala macet datang, salah satu di antara mereka akan memasuki mobil angkot yang berhenti, kemudian mengamen dengan menepuk tangan sambil berkata,