Jaman SMP dulu, gue pernah punya (calon) pacar. Sebut saja namanya Harum Sari. Ya, walaupun namanya mirip sama merek bedak ketek, tapi si Sari ini merupakan anak yang baik, alim, tidak sombong, rajin menabung, rajin ibadah, dan rajin membersihkan toilet masjid. Dia merupakan anak dari ketua RW setempat yang sangat dihormati. Bokapnya ini mempunyai wajah yang mirip seperti Pak Raden di tokoh boneka ‘Si Unyil’. Bisa terbayang kan gimana tebalnya kumis bokapnya si Sari. Sebenarnya gue juga agak curiga sih, itu kumis atau bulu hidung yang menjalar keluar. Oke, ini mulai random.
Awalnya, hubungan gue dengan Sari berjalan baik, tentram, dan damai. Tapi seketika masalah muncul ketika gue mau main ke rumahnya. Kenapa? Karena gue merasa kalau bokapnya Sari menginginkan anak cewek satu-satunya ini dipacarin sama cowok yang rapi. Sedangkan saat SMP dulu, penampilan gue bisa cukup dibilang sangat memprihatinkan, gue terlihat seperti anak alay yang baru akhil balig, rambut gue masih belah pinggir dikasih poni mirip rambutnya Andika ‘Kanjen Band’ dan kalau gue memakai celana, agak dikebawahin sampai melebihi batas pinggang.
Sebelum malam Minggu tiba, gue sudah diperingatkan oleh Sari agar menjaga kerapian kalau mau main ke rumahnya. Butuh waktu sekitar tiga hari untuk merapikan penampilan gue agar terlihat seperti cowok-cowok keren lainnya. Setelah gue merasa kalau penampilan gue sudah oke, gue pun bergegas pergi ke rumahnya. Sebelum gue pergi, gue meminta doa restu ke Nyokap supaya kalau sampai di sana ternyata gue diusir sama bokapnya Sari, setidaknya gue diusir secara terhormat.