Sampul Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa: Kumpulan Cerita Absurd karya Maggie Tiojakin.
(Sumber gambar: goodreads.com)
Jika kamu jenuh dengan cerita-cerita cinta yang klise atau kisah heroik penuh pesan moral yang terasa usang, maka Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa: Kumpulan Cerita Absurd karya Maggie Tiojakin bisa menjadi angin segar. Buku ini menghadirkan 14 cerpen bertema absurd yang membawa pembaca ke dalam pengalaman-pengalaman asing—mulai dari kekacauan peperangan sampai perjuangan astronot yang terdampar di Merkurius. Walaupun absurd, cerita-ceritanya terasa hidup berkat riset intens yang dilakukan Maggie, menggabungkan konsep sederhana dengan penyajian yang tidak biasa.
Apa Itu Cerita Absurd?
Cerita absurd sering dianggap tidak masuk akal, konyol, atau bahkan bodoh. Namun, daya tariknya justru terletak pada kemampuan penulis untuk menyamarkan tema-tema universal dalam balutan narasi yang aneh dan tak terduga. Pada buku ini, Maggie Tiojakin tidak berusaha menyuguhkan cerita motivasi, keindahan, atau happy ending. Sebaliknya, ia ingin pembaca bertanya: apa yang sebenarnya mereka alami saat membaca? Ia mengaku sering mendapat komentar dari teman-temannya tentang cerita-ceritanya yang aneh—karakter tak biasa, alur membingungkan, dan akhir yang menggantung. Namun, itulah yang menjadi kekuatan Maggie: ia sengaja menciptakan kekosongan dalam cerita untuk mengajak pembaca merenung.
Menjelajahi Cerpen-Cerpen dalam Buku
Setiap cerpen di Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa membawa pembaca ke dunia yang unik, sekaligus mengangkat tema-tema yang dekat dengan kehidupan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Tak Ada Badai di Taman Eden: Sekilas, cerita ini sederhana—seorang istri menunggu suaminya pulang, lalu mereka memesan piza karena tak ada makanan di rumah. Namun, di balik rutinitas itu, tersirat kekosongan dalam hubungan mereka. Maggie mengajukan pertanyaan: bagaimana mereka bertahan pada ilusi kehidupan yang rapuh ini? Tema yang diangkat adalah hubungan rumah tangga yang kehilangan esensinya, sehingga meninggalkan pembaca bertanya-tanya apakah cinta di antara mereka masih tersisa.
Kristallnacht: Terinspirasi dari peristiwa sejarah "Malam Kristal" pada 1938, cerita ini mengikuti wawancara dengan Shir, seorang wanita yang mengenang masa kecilnya yang penuh trauma saat berpisah dengan orangtuanya. Maggie menggali tema tentang berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan, memberikan refleksi mendalam tentang luka sejarah dan pribadi.
Lompat Indah: Di situasi banjir yang seharusnya membuat pikiran panik, seorang remaja bernama Ahi justru mengobrol santai dengan tetangganya yang dianggap gila, Sedna, di atap genteng. Mereka berimajinasi, mengabaikan bahaya. Cerita ini mengangkat tema tentang imajinasi sebagai pelarian dari realitas yang pahit, sehingga menunjukkan sisi absurdnya.
Fatima: Cerita ini membawa nuansa permainan video, dengan seorang prajurit bernama Pinot bertarung melawan musuh, dipandu oleh Fatima, seorang sekretaris eksekutif. Akhir ceritanya yang tak terduga membuat pembaca bertanya: bagaimana rasanya masuk ke dunia virtual? Tema ini relevan di era digital saat ini.
Panduan Umum Bagi Pendaki Hutan Liar: Berkisah tentang quality time antara ayah dan anak pasca-perceraian, cerita ini menyoroti dampak perceraian pada psikis anak. Maggie bertanya: bagaimana melindungi orang yang kita cintai dari hal-hal di luar kendali kita? Emosi yang tersirat membuat cerita ini menyentuh.
Kota Abu-Abu: Melalui pertemuan Remos dan Greta dengan Temuji, seorang petualang, cerita ini mengajak pembaca merenungkan apa yang salah dengan zona nyaman. Greta terinspirasi untuk menjelajah, sementara Remos memilih bertahan dalam kenyamanan. Tema ini memantik pembaca untuk berintrospeksi tentang keberanian melangkah ke hal baru.
dies irae, dies illa: Berlatar perang, cerita ini menggambarkan Azmov, anak kecil yang dipaksa dewasa oleh keadaan. Maggie mempertanyakan kapan manusia akan lelah berperang, sebuah refleksi atas sifat destruktif manusia.
Saksi Mata: Terinspirasi dari kasus nyata di Amerika Serikat pada 1964, cerita ini menampilkan warga apartemen yang tidak peduli saat menyaksikan kejahatan. Tema yang diangkat adalah hilangnya rasa kemanusiaan di masyarakat perkotaan.
Dia, Pemberani: Mengisahkan Masaai, seorang pecinta olahraga ekstrem, dan kekhawatiran istrinya, Zaleb. Cerita ini mengeksplorasi ketakutan di balik passion besar dan memberikan perspektif tentang pengorbanan dalam cinta.
Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa: Terinspirasi dari The Long Rain karya Ray Bradbury, cerita ini menggambarkan astronot yang terdampar di Merkurius yang gersang—kebalikan dari Venus yang hujan dalam cerita Bradbury. Maggie mengangkat tema ketidakpuasan manusia dan kesabaran dalam menghadapi cobaan, sehingga meninggalkan pembaca dengan renungan mendalam.
Makna di Balik Absurditas
Walaupun absurd, cerpen-cerpen ini tidak benar-benar asing. Tema seperti hubungan keluarga, trauma, imajinasi, dan pencarian makna hidup adalah hal-hal yang kita temui sehari-hari. Maggie hanya menyajikannya dengan cara yang tidak biasa, menantang pembaca untuk menemukan makna di balik keanehan. Ia tidak menghadirkan pahlawan atau penjahat, tidak pula kemenangan absolut bagi "si baik". Seperti yang ia katakan di buku ini, tugasnya bukan menginspirasi, melainkan bertanya—dan mengajak pembaca ikut bertanya.
***
Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa adalah kumpulan cerpen yang mengganggu kenyamanan pembaca. Dengan kreativitas yang tak biasa, Maggie Tiojakin berhasil menciptakan dunia absurd yang penuh makna. Selain itu, buku ini tidak memberikan jawaban di setiap akhir cerita tetapi justru mengajak kita tersesat pada realitas yang disamarkan, dan merenungkan pengalaman hidup melalui perspektif tak biasa. Bagi kamu yang siap menyelami kekacauan dan menemukan pertanyaan dalam setiap halaman, buku ini adalah petualangan yang tak terlupakan.